Ingin mengubah nasib, ratusan warga Honduras bergerak menuju ke Amerika Serikat

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riaua antara,honduras

Ingin mengubah nasib, ratusan warga Honduras bergerak menuju ke Amerika Serikat

Dokumentasi - Rombongan migran dari Honduras menuju Amerika Serikat berjalan menyeberangi jembatan saat mereka meninggalkan Tapachula, Meksiko, Senin (15/4/2019). (ANTARA FOTO/REUTERS/Jose Cabezas/wsj/cfo)

Tegucigalpa, Honduras (ANTARA) - Ratusan warga Honduras pada Rabu (30/9) secara berombongan bergerak menuju Amerika Serikat dalam upaya untuk memperbaiki kondisi hidup mereka setelah virus corona menewaskan lebih dari 2.000 orang dan melumpuhkan ekonomi di negara Amerika Tengah itu.

Para migran Honduras, yang kebanyakan pria dan wanita muda yang membawa ransel dan anak-anak kecil, berangkat dari terminal bus di kota utara, San Pedro Sula, menuju perbatasan Guatemala, menurut berita televisi lokal.

Baca juga: Enam belas napi dilaporkan terbunuh dalam bentrok di penjara Honduras

"Saya berangkat bersama suami dan dua anak saya. Tidak ada pekerjaan di sini. Tidak ada yang bisa dilakukan, dan kalaupun kita mendapatkan pekerjaan, kita hanya akan mendapat empat dolar AS (sekitar Rp59.400) sehari," kata seorang wanita yang mengaku bernama Cristina, saat diwawancarai dalam program televisi lokal Hoy Mismo.

Kelompok warga yang berangkat pada Rabu itu merupakan iring-iringan pertama yang meninggalkan Honduras pada 2020, saat negara itu menderita penurunan ekonomi terburuk dalam sejarahnya setelah enam bulan pemberlakuan penguncian ketat dalam upaya memperlambat penyebaran virus corona baru.

Pada Oktober 2018, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan tentara dikerahkan ke perbatasan AS dengan Meksiko untuk membendung iring-iringan migran Amerika Tengah yang bergerak ke utara menuju Amerika Serikat.

Trump, yang mencela imigrasi tidak sah dalam kampanye kepresidenannya yang sukses pada 2016, mengklaim bahwa tentara diperlukan untuk mengamankan perbatasan AS dari para migran.

Namun, para kritikus mengatakan langkah itu adalah aksi politik menjelang pemilihan kongres AS pada November tahun itu.

Baca juga: Protes Pasca-Pemilu Terus Guncang Honduras

Sumber: Reuters

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga