Jenewa (ANTARA) - Sekitar 120 juta tes diagnostik cepat COVID-19 akan tersedia untuk negara miskin, dengan harga maksimal 5 dolar AS (sekitar Rp74.491) per unit, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin (28/9).
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan perusahaan Abbott dan SD Biosensor, bersama Yayasan Bill & Melinda Gates, sepakat "menyediakan 120 juta tes diagnostik cepat COVID-19 yang baru, sangat portabel dan mudah digunakan selama periode enam bulan."
Baca juga: 3.448 pasien COVID-19 di Riau sudah sembuh dari total 7.035 kasus terkonfirmasi
Dalam konferensi pers di Jenewa, Tedros mengatakan tes saat ini masing-masing dihargai 5 dolar AS namun ke depannya diharapkan menjadi lebih murah.
"Ini akan dapat memperluas pengujian, apalagi di daerah yang sulit terjangkau, yang tidak memiliki fasilitas laboratorium atau tenaga medis yang cukup terlatih untuk melakukan tes," kata Tedros.
"Hal ini penting untuk meningkatkan kapasitas pengujian dan sangat penting untuk daerah dengan transmisi tinggi."
Baca juga: Retno Marsudi sebut uji klinis vaksin COVID-19 Sinovac lancar, tak ada efek berat
Baca juga: Presiden Jokowi instruksikan penerapan standar pengobatan pasien COVID-19
Sumber: Reuters
Pewarta : Asri Mayang Sari
Berita Lainnya
BMKG sebut gelombang panas Asia tidak terdampak di Indonesia
02 May 2024 16:45 WIB
Mendag Zulkifli Hasan minta importir percepat suplai untuk tekan harga gula
02 May 2024 16:40 WIB
BPS catat inflasi pada Lebaran 2024 lebih rendah dari tahun-tahun lalu
02 May 2024 16:30 WIB
Program Kartu Prakerja raih penghargaan Wenhui Awards dari UNESCO
02 May 2024 16:15 WIB
Puan Maharani ajak dukung kemajuan ekosistem pendidikan pada Hardiknas 2024
02 May 2024 15:54 WIB
ADB dorong pemerintah di Asia dan Pasifik dukung kesejahteraan penduduk lanjut usia
02 May 2024 15:32 WIB
Grup idola IVE jadi grup perempuan ke-2 raih 1 juta penjualan album di Hanteo
02 May 2024 15:24 WIB
Risiko penggunaan vape sebagai rokok elektrik pada remaja
02 May 2024 15:02 WIB