Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekanbaru membutuhkan laboratorium biomolekuler untuk memeriksa cairan saluran pernapasan sampel tes usap (swab)COVID-19 guna mempercepat penanganan kasus yang sering menimbulkan kematian itu.
"Kebutuhan laboratorium ini mendesak segera, apalagi saat ini pengiriman sampel usap hanya ke laboratorium biomolekuler milik Provinsi Riau, di RSUD Arifin Achmad, tentunya tidak mencukupi," kata Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT dalam keterangannya di Pekanbaru, Selasa.
Menurut dia, sejak beberapa pekan terakhir terjadi penambahan kasus positif COVID-19 di daerah ini , sehingga Pekanbaru membutuhkan penanganan cepat dalam memutus mata rantai penyebaran virus mematikan itu.
Sedangkan uji usap diperlukan, katanya, sebagai cara untuk memperoleh bahan pemeriksaan (sampel) dan usapan dilakukan pada nasofaring dan atau orofarings. Pengambilan ini dilakukan dengan cara mengusap rongga nasofarings dan atau orofarings dengan menggunakan alat seperti kapas lidi khusus.
"Tes usap memang lebih rumit dan memakan waktu sedangkan hasilnya bisa positif atau negatif," katanya
Selama ini, katanya, dengan tes usap yang terus dilakukan maka jumlah sampel yang dikirimkan terus meningkat setiap hari ke laboratorium biomolekuler milik RSUD Arifin Ahmad itu.
Karenanya pengadaan laboratorium biomolekuler ini dapat segera direalisasikan agar Pemko Pekanbaru memiliki laboratorium sendiri dan dapat dengan cepat melakukan tes usap itu.
Data sebaran COVID-19 di Kota Pekanbaru, merujuk data Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, yang berasal dari laporan setiap faskes dan data yang dicatat adalah warga Kota Pekanbaru, terbaru, 18 Agustus 2020 pukul 16.37.26, yakni tercatat sebanyak 9.080 kasus terdiri atas ODP proses pemantauan 532, dan selesai pemantauan 7.154 dan total ODP 7.686.
PDP dirawat 57 orang, meninggal 87 orang dan sehat 896 orang, total PDP 1.040. Kasus positif COVID-19 yakni dirawat 165 orang, meninggal 6 orang dan sembuh 183 orang.
Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru-baru ini ditemukan. Sebagian besar orang yang tertular COVID-19 akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa penanganan khusus.
Baca juga: Positif COVID-19 Riau tembus 1.000 kasus
Sedangkan cara penyebaran virus ini yang menyebabkan COVID-19 terutama ditransmisikan melalui droplet (percikan air liur) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau mengembuskan nafas.
Droplet ini terlalu berat dan tidak bisa bertahan di udara, sehingga dengan cepat jatuh dan menempel pada lantai atau permukaan lainnya. Manusia dapat tertular saat menghirup udara yang mengandung virus jika berada terlalu dekat dengan orang yang sudah terinfeksi COVID-19.
Penularan juga bisa terjadijika menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi lalu menyentuh mata, hidung, atau mulut.
Baca juga: Klaster baru, 12 pegawai BPKAD Pekanbaru positif COVID-19