Puluhan bocah Badui belajar di PAUD dengan tatap muka

id anak badui muslim,belajar,tatap muka,PAUD,pandemi,Ciboleger,Lebak,Banten

Puluhan bocah Badui belajar di PAUD dengan tatap muka

Puluhan anak-nak Badui Muslim di Lembah Barokah Ciboleger, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Selasa (18/8/2020) mengikuti proses kegiatan belajar mengajar (KBM) pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Nurul Ilmi dengan bertatap muka. (FOTO ANTARA/Mansur Suryana).

Lebak, Banten (ANTARA) - Puluhan anak suku Badui Muslim di Lembah Barokah Ciboleger,Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengikuti proses kegiatan belajar mengajar (KBM) pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Nurul Ilmimeski dalam kondisi pandemiCOVID-19 dengan bertatap muka.

"Kami menyelenggarakan pendidikan anak-anak itu, karena permintaan masyarakat Badui Muslim juga didukung oleh Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiyah (Yasamu)," kata Kepala PAUD Nurul IlmiEniAgustianti di Kampung Lembah BarokahCiboleger, Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Selasa.

Ia menjelaskan anak-anak Badui yang belajar di PAUD Nurul Ilmi itu tercatat sebanyak 20 orang dan mereka sangat antusias belajar mewarnai gambar, menghitung dan menyanyi.

Mereka merasa gembira dan senang menerima pembelajaran di PAUD Nurul Ilmi itu meski kondisi gedungnya cukup sederhana.

Pembelajaran sambil duduk tanpa kursi, meja dan tidak memiliki ruangan kelas tidak menjadikan halangan maupun kendala bagi anak-anak Badui tersebut untuk menuntut ilmu di PAUDitu.

Begitu juga empat tenaga pendidik dengan penuh kesabaran menyampaikan pembelajaran kepada mereka dengan menyenangkan.

Padahal, PAUDitu baru diresmikan 17 Agustus 2020 oleh Ketua Yasamu dr Ashari, namun ternyata minat anak-anak Badui Muslim untuk belajar cukup tinggi.

"Kami membuka belajar bertatap muka itu, karena keinginan orang tua mereka agar anak-anaknya bisa belajar," katanya.

Baca juga: Dua anak Suku Badui Muslim sukses kibarkan Sang Merah Putih

Menurut Eni, siswa yang belajar di PAUD Nurul Ilmiberusia antara empat sampai lima tahun dan tidak diperbolehkan untuk membaca menulis dan berhitung (calistung). Pendidikan anak lebih mengutamakan bermain, menggambar dan menyanyi untuk merangsang otak mereka bisa berkembang.

Karena itu, guru PAUD Nurul Ilmi beberapa kali mengikuti pelatihan dan lokakarya pendidikan anak agar mereka kreatif dan inovatif.

Apalagi, anak-anak yang belajar di sini warga Badui Muslim sehingga guru harus memahami dan mengetahui kejiwaan mereka.

"Kami berharap ke depan anak-anak Badui Muslim di Lembah Barokah Cibolegerini, setelah mengikuti pendidikan bisa melahirkan kemajuan bangsa Indonesia ini," kataEniAgustianti.

Sementara itu, Rizal (5) seorang siswa PAUD Nurul Ilmi mengaku bahwa dirinya bersama teman-teman lainnya merasa senang bisa belajar dan mewarnai bendera Merah Putih.

"Kami belum bisa membaca, tapi senang mewarnai gambar," katanya

Baca juga: Diduga langgar pantangan, Lima siswa SMP tewas tenggelam di danau kawasan Badui

.