Pekanbaru (ANTARA) - Sejumlah SLTP dan SLTA swasta dan negeri di Kota Pekanbaru memulai proses pembelajaran tatap muka di tengah tatanan kehidupan normal baru COVID-19 namun masih banyak pelajar yang tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Pantauan ANTARA di Pekanbaru, Rabu, pelajar SLTP dan SLTA swasta di Kecamatan Sukajadi, kota itu, terlihat sebagian yang tidak memakai masker, ngobrol bersama teman-teman baru mereka dengan berdiri berdekatan, dan duduk berkerumun atau berkelompok hingga mengabaikan protokol kesehatan yakni tidak menjaga jarak fisik.
Tidak disiplinnya pelajar dalam menerapkan protokol kesehatan bisa membuat mereka mudah tertular virus corona sehingga sulit untuk meminimalisasi kasus itu.
Namun demikian, sekolah terkait tampak sudah menyiapkan tempat-tempat cuci tangan, menyediakan termometer digital untuk mengukur suhu pelajar yang akan masuk kelas.
Ketua Forum Komunikasi Keluarga Anak Dengan Kedisabilitasan (FKKADK) Provinsi Riau Lianny Rumondor mengatakan Dinas Pendidikan setempat harus mengkaji lagi kebijakan untuk membuka kembali sekolah dengan cermat dan matang di tengah pandemi COVID-19 apalagi Kota Pekanbaru berada dalam zona merah.
"Sebab selama pandemi COVID-19 ini belum terkendali berarti keadaan masih belum kondusif dan belum aman sehingga keputusan untuk membuka kembali sekolah-sekolah pada saat ini sangat riskan," kata Lianny.
Memang saat ini pemerintah Indonesia sudah mulai memberlakukan normal baru (new normal) dan salah satu dari kebijakannya adalah membuka kembali sekolah akan tetapi ada beberapa kendala yang harus dipikirkan karena akan sangat beresiko pada anak-anak terutama bagi TK dan SD, SLTP dan juga SLTA.
Salah seorang wali pelajar SLTA Muhammadiyah Satu (MUTU) Kota Pekanbaru, Ny. Heni meminta menajemen sekolah terkait agar nyinyir mengingatkan pelajar untuk terus menggunakan masker.
"Kendati rencana belajar tatap muka hanya berlaku hingga dua jam, untuk dua kali pertemuan dalam seminggu itu, namun demikian pelajar diharapkan jangan diberikan jam istirahat karena dikuatirkan mereka akan lalai menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak fisik dan jaga jarak sosial serta memakai masker," katanya.
Baca juga: Gawat, Kasus COVID-19 Riau melonjak dalam dua hari
Kepala SMA MUTU Pekanbaru, Drs. Saadanur mengaku menampung beragam aspirasi wali pelajar yang nantinya segera dibahas dalam pertemuan manajemen sekolah.
"Sebenarnya, kami pun masih ragu menerapkan pembelajaran tatap muka ini, apalagi Pekanbaru masih berada dalam zona merah penyebaran COVID-19, namun demikian berbagai masukan dari wali pelajar tetap menjadi bahan pertimbangan agar sekolah tatap muka dan daring bisa berjalan dengan baik," katanya.
Selain SMA MUTU Pekanbaru menerapkan belajar tatap muka, SMA Negeri 8 Kota Pekanbaru juga sudah memulai belajar tatap muka, namun mereka menerapkan jam belajar tatap muka lebih panjang dari SMA MUTU.
Baca juga: Wako Pekanbaru setujui sekolah tatap muka terbatas ditengahpandemiCOVID-19