45 warga sipil dan Taliban dilaporkan tewas akibat pemboman udara di timur Afghanistan
Jakarta (ANTARA) - Serangan udara di wilayah timur Afghanistan menewaskan 45 orang termasuk warga sipil dan Taliban, demikian pejabat setempat mengatakan.
Ali Ahmad Faqir Yar, gubernur Distrik Adraskan di provinsi Herat wilayah timur Afghanistan mengatakan sedikitnya delapan warga sipil di antara korban tewas. "Empat puluh lima sebegitu jauh tewas dalam serangan udara oleh pasukan keamanan di wilayah Kham Ziarat. Taliban ada di antara orang yang terbunuh," katanya.
Baca juga: Serangan bom bunuh diri hantam pos pemeriksaan di pelabuhan Somalia
Belum jelas berapa banyak dari 37 korban yang tersisa itu adalah warga sipil dan berapa banyak yang merupakan anggota Taliban.
Menteri Pertahanan Afghanistan mengatakan pihaknya sedang menyelidiki dugaan adanya korban di kalangan warga sipil dalam serangan yang dilancarkan pasukan Afghan di kawasan itu.
"Hasil investigasi akan disiarkan ke publik dan media. Pertahanan Nasional dan Pasukan Keamanan bertanggung jawab melindungi nyawa dan harta milik masyarakat, dalam hal ini, mereka menggunakan kesempatan dan fasilitas dan akan melakukan segalanya sebisa mungkin," pernyataan itu mengatakan.
Habib Amini, pejabat lokal di distrik Guzana, membenarkan kejadian itu dan bahwa 45 orang terbunuh dan beberapa lagi luka-luka. Juru bicara pasukan Amerika Serikat di Afghanistan mengatakan mereka tak terlibat dalam serangan udara Rabu itu.
AS sedang menarik pasukannya dalam kesepakatan dengan Taliban yang dicapai pada Februari, yang dimaksudkan memberi jalan bagi pembicaraan damai antara pemberontak dan pemerintah Afghan. Namun silang pendapat mengenai pembebasan tahanan yang dituntut Taliban dan meningkatnya kekerasan di seluruh negeri itu menghambat kemajuan, dan pembicaraan masih haris dimulai.
Qari Muhammad Yousuf Ahmadi, juru bicara Taliban, mengatakan dalam pernyataan bahwa dua serangan udara di Herat membunuh delapan warga sipil dan melukai 12 orang.
Dua pejabat setempat membenarkan ada dua kali serangan.
Baca juga: Warga Aceh Jaya temukan Bom jenis Rudal, diduga peninggalan Jepang
Baca juga: Empat orang tewas, akibat bom mobil meledak di perbatasan Suriah, Turki
Reuters
Pewarta : Mulyo Sunyoto
Ali Ahmad Faqir Yar, gubernur Distrik Adraskan di provinsi Herat wilayah timur Afghanistan mengatakan sedikitnya delapan warga sipil di antara korban tewas. "Empat puluh lima sebegitu jauh tewas dalam serangan udara oleh pasukan keamanan di wilayah Kham Ziarat. Taliban ada di antara orang yang terbunuh," katanya.
Baca juga: Serangan bom bunuh diri hantam pos pemeriksaan di pelabuhan Somalia
Belum jelas berapa banyak dari 37 korban yang tersisa itu adalah warga sipil dan berapa banyak yang merupakan anggota Taliban.
Menteri Pertahanan Afghanistan mengatakan pihaknya sedang menyelidiki dugaan adanya korban di kalangan warga sipil dalam serangan yang dilancarkan pasukan Afghan di kawasan itu.
"Hasil investigasi akan disiarkan ke publik dan media. Pertahanan Nasional dan Pasukan Keamanan bertanggung jawab melindungi nyawa dan harta milik masyarakat, dalam hal ini, mereka menggunakan kesempatan dan fasilitas dan akan melakukan segalanya sebisa mungkin," pernyataan itu mengatakan.
Habib Amini, pejabat lokal di distrik Guzana, membenarkan kejadian itu dan bahwa 45 orang terbunuh dan beberapa lagi luka-luka. Juru bicara pasukan Amerika Serikat di Afghanistan mengatakan mereka tak terlibat dalam serangan udara Rabu itu.
AS sedang menarik pasukannya dalam kesepakatan dengan Taliban yang dicapai pada Februari, yang dimaksudkan memberi jalan bagi pembicaraan damai antara pemberontak dan pemerintah Afghan. Namun silang pendapat mengenai pembebasan tahanan yang dituntut Taliban dan meningkatnya kekerasan di seluruh negeri itu menghambat kemajuan, dan pembicaraan masih haris dimulai.
Qari Muhammad Yousuf Ahmadi, juru bicara Taliban, mengatakan dalam pernyataan bahwa dua serangan udara di Herat membunuh delapan warga sipil dan melukai 12 orang.
Dua pejabat setempat membenarkan ada dua kali serangan.
Baca juga: Warga Aceh Jaya temukan Bom jenis Rudal, diduga peninggalan Jepang
Baca juga: Empat orang tewas, akibat bom mobil meledak di perbatasan Suriah, Turki
Reuters
Pewarta : Mulyo Sunyoto