Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - Warga dari enam kecamatan menyiapkan pawai budaya untuk memeriahkan puncak gelombang "Bono" Sungai Kampar pada akhir November 2011 di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
"Ada warga dari enam kecamatan yang akan memeriahkan puncak Bono dengan menggelar pawai budaya tradisional," kata Kepala Dinas Pariwisata Pelalawan, Bachtiar Ismail, Selasa.
Gelombang Bono tepatnya berada di Kelurahan Teluk Meranti, daerah Semenanjung Kampar, berjarak sekitar 135 kilometer dari Kota Pekanbaru. Fenomena alam di Sungai Kampar itu terjadi karena pertemuan dua arus dari sungai dan arus laut dari muara, karena daerah itu langsung berhadapan dengan Selat Malaka.
Pagelaran budaya itu akan digelar pada puncak gelombang Bono yang diperkirakan bakal terjadi mulai tanggal 24 hingga 27 November.
"Pagelaran seni tradisional akan digelar selama tiga malam," ujarnya.
Ia menjelaskan, enam kecamatan yang akan menampilkan tradisi budaya antara lain dari Kecamatan Langgam, Bunut, Bandar Petalangan, Sei Kijang, dan Kecamatan Pelalawan. Dinas Pariwisata membantu untuk menyiapkan pagelaran itu dalam bentuk pembekalan dan pengemasan acara.
Ia berharap pawai budaya itu dapat menumbuhkan rasa sadar wisata di masyarakat karena gelombang Bono merupakan potensi pariwisata yang sedang dikembangkan pemerintah setempat.
Menurut dua, sudah ada sekitar tujuh wisatawan asing yang memastikan akan mengunjungi Teluk Meranti pada saat puncak gelombang Bono. "Bono" lebih dulu dikenal dunia internasional karena jumlah ombaknya yang banyak dan bisa bertahan selama satu jam tanpa putus. Pada puncak "Bono" diperkirakan ombak bisa setinggi 4-6 meter, dan peselancar internasional menjulukinya sebagai "seven ghost".
"Pemerintah daerah sangat mendukung kemajuan pariwisata di Teluk Meranti dengan andalannya gelombang Bono," ujarnya.
