Jakarta (ANTARA) - Pembuat truk Swedia, Scania akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 5.000 karyawan secara global, yang disebabkan penurunan pendapatan imbas COVID-19.
Kepala Eksekutif Scania, Henrik Henriksson dilansir Reuters pada Senin (1/6) mengatakan bahwa akan meninjau ribuan posisi manajemen di kantor pusatnya di Swedia, kemudian meninjau kembali posisi-posisi lainnya di jaringan global mereka.
Baca juga: Volkswagen berencana tambah 2 miliar euro demi investasi kendaraan listrik China
"Penilaian kami adalah bahwa hal itu akan memakan waktu lama sebelum permintaan pasar mencapai tingkat yang sama seperti sebelum krisis. Oleh karena itu kami perlu menyesuaikan organisasi dengan situasi baru," kata Henriksson.
Ia mengatakan, peninjauan utamanya akan dilakukan pada lini industri yang terlalu "gemuk", atau terlalu banyak tenaga kerja.
Baca juga: Gugah minat beli, Mitsubishi beri tawaran menarik untuk kendaraan selama bulan Mei
Baca juga: Pasar otomotif lesu akibat COVID-19, TMC hanya jual 2,3 juta kendaraan selama Januari-Maret 2020
Pewarta : Chairul Rohman
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB