Psikolog sarankan untuk bekali anak jalani norma hidup normal baru

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,corona

Psikolog sarankan untuk bekali anak jalani norma hidup normal baru

Anak-anak yang mengenakan topeng pelindung bermain di dekat pintu masuk Kota Terlarang pada hari pembukaan Kongres Rakyat Nasional (NPC) setelah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Beijing, China, Jumat (22/5/2020). (ANTARA/REUTERS/Thomas Peter/aa)

Jakarta (ANTARA) - Psikolog anak dari Klinik Pela 9 Wanda Anastasia menyarankan orang tua untuk membekali anak untuk bersiap menghadapi norma hidup normal yang baru, yaitu kembali bekerja, bersekolah, dan bermain dengan tetap menjaga protokol kesehatan.

"Salah satu persiapan yang bisa dilakukan orang tua adalah dengan memberikan gambaran mengenai virus corona penyebab COVID-19 dan kondisi lingkungan sekitar kepada anak," kata Wanda saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.

Baca juga: Peneliti dari Lapan pastikan hilal tampak 23 Mei dan Idul Fitri diprediksi 24 Mei

Wanda mengatakan orang tua dapat memberikan gambaran tentang virus corona dan COVID-19 menggunakan media gambar dan video serta bahasa yang mudah dimengerti anak.

Anak perlu diberikan pemahaman tentang norma hidup normal yang baru sebagai keadaan untuk kembali berkegiatan secara normal dengan tetap menjaga protokol kesehatan karena masih menghadapi pandemi COVID-19.

"Selain memberikan pemahaman tentang kehidupan normal yang baru, persiapan fisik anak juga perlu dilakukan meliputi asupan makanan bergizi, waktu tidur yang cukup dan olahraga," tuturnya.

Yang tidak kalah penting adalah membiasakan anak untuk disiplin diri menjaga kebersihan dan kesehatan seperti rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menggunakan masker saat berada di luar rumah, dan mandi setelah bepergian.

Selain itu, tetap menjaga jarak fisik saat berinteraksi atau bermain dengan teman atau orang lain.

"Tetap batasi anak dalam bermain dengan teman-temannya. Jelaskan bahwa meskipun kondisi sudah kembali bisa beraktivitas normal, tetap tetap harus membatasi permainan fisik. Anak masih bisa menjalin interaksi dengan teman-temannya secara virtual," katanya.

Baca juga: Relawan Indonesia Bersatu beri bantuan sembako mahasiswa perantauan di Jakarta

Baca juga: Wakil rakyat: Hindari kesan diskriminasi dan gaduh terkait penegakan PSBB


Pewarta: Dewanto Samodro