Bengkalis (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis Ersan Saputra mengatakan salah satu kunci keberhasilan penanganan COVID-19 adalah kejujuran pasien untuk menyampaikan informasi yang sebenarnya.
“Berikan keterangan secara jujur. Termasuk riwayat perjalanan terutama dari daerah atau negara terjangkit COVID-19," ujar Ersandi Bengkalis, Kamis (9/4).
Dikatakannya, kejujuran pasien kepada tenaga medis akan mampu mengidentifikasi penyebabnya dan membantu tugas tenaga medis dalam tata laksana pasien.
Bila seorang pasien COVID-19 tak jujur, jelas Ersan, selain akan menyulitkan tenaga medis untuk memberikan pelayanan terbaik, bisa mengancam keselamatan diri sendiri, juga keluarga dan orang banyak.
"Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bahkan sudah mengeluarkan imbauan, apabila pasien tidak jujur, tenaga medis berhak untuk tidak memberikan pelayanan. Kejujuran pasien sangat diperlukan untuk mempercepat keberhasilan penangan COVID-19,” jelasnya.
Katanya lagi, keterbukaan sangat penting karena untuk kepentingan orang banyak.
"Supaya bisa memudahkan tracking (pelacakan), sehingga kita bisa mencegah penularan ke orang lain yang pernah berinteraksi dengan pasien," jelas dia.
Di bagian lain,Ersan kembali mengingatkan siapapun di daerah ini yang tengah menjalani karantina mandiri terkait COVID-19, juga untuk disiplin.
“Bagi yang tidak disiplin akan dijemput paksa,” tegasnya.
Kepada masyarakat, Ersan juga berharap untuk tidak takut melaporkan jika ada Orang Dalam Pemantauan (ODP) COVID-19 yang tidak taat menjalani karantina mandiri selama 14 hari.
“Laporkan kepada aparat desa atau petugas kesehatan terdekat. Bisa juga langsung kepada kami. Begitu juga bila ada warga di sekitar tempat tinggal masing-masing ada yang menunjukkan gejala terpaparCOVID-19,” harapnya.
Baca juga: Tenaga medis RSUD Bengkalis terpaksa diisolasi. Ini alasannya
Baca juga: Hasil rapid test COVID-19 positif, Diskes Bengkalis minta masyarakat tak panik