Erick Thohir berharap BUMN bisa bantu produksi ventilator
Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengharapkan BUMN dapat memproduksi alat kesehatan, termasuk ventilator.
"Ada juga penemuan dari UI (Universitas Indonesia), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lain-lain. Kalau memang nanti kita bisa bantu produksi kenapa nggak," ujar Erick usai meninjau RS Pertamina Jaya di Jakarta, Senin.
Baca juga: Ford dan GE akan produksi 50.000 ventilator dalam 100 hari
Saat ini, ia mengatakan, di tengah pandemi COVID-19, kebutuhan ventilator cukup tinggi sehingga harus bersaing dengan negara lain untuk mendapatkan alat kesehatan itu.
"Kalau ventilator kita coba beli dan terima sumbangan. Alhamdulillah besok ada sumbangan dan kita akan beli. Seluruh dunia sekarang memang lagi butuh, ketika ada ventilator mereka beli meskipun harganya double," ucapnya.
Terkait alat pelindung diri (APD), Erick mengatakan, saat ini kebutuhannya masih mencukupi. BUMN terus berupaya untuk menyediakan kebutuhan APD dalam rangka menangani COVID-19.
"Untuk APD sendiri memang kesulitan, karena itu kami berusaha membeli atau kerjasama dengan swasta. Alhamdulillah hari ini masih cukup, tapi ke depannya juga harus dipastikan," ucapnya.
Maka itu, Erick mengaku, dalam setiap kesempatan dirinya selalu menyampaikan pentingnya membangun ketahanan pangan, energi, dan kesehatan bagi Indonesia.
"Dan yang selalu kita dengungkan selama ini kenapa kita mau konsolidasikan rumah sakit dan lain-lain, tidak lain untuk 'health security'. Kita tidak tahu sebagai bangsa sekuat apa. Ini lah tes kita tidak hanya kesehatan, kami di BUMN berusaha ingin jadi bagian yang bisa 'handle health security'," ucapnya.
Baca juga: Presiden Donald Trump katakan, AS akan produksi 100.000 ventilator
Baca juga: RS New York kewalahan, satu ventilator digunakan oleh dua orang pasien
Pewarta : Zubi Mahrofi
"Ada juga penemuan dari UI (Universitas Indonesia), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lain-lain. Kalau memang nanti kita bisa bantu produksi kenapa nggak," ujar Erick usai meninjau RS Pertamina Jaya di Jakarta, Senin.
Baca juga: Ford dan GE akan produksi 50.000 ventilator dalam 100 hari
Saat ini, ia mengatakan, di tengah pandemi COVID-19, kebutuhan ventilator cukup tinggi sehingga harus bersaing dengan negara lain untuk mendapatkan alat kesehatan itu.
"Kalau ventilator kita coba beli dan terima sumbangan. Alhamdulillah besok ada sumbangan dan kita akan beli. Seluruh dunia sekarang memang lagi butuh, ketika ada ventilator mereka beli meskipun harganya double," ucapnya.
Terkait alat pelindung diri (APD), Erick mengatakan, saat ini kebutuhannya masih mencukupi. BUMN terus berupaya untuk menyediakan kebutuhan APD dalam rangka menangani COVID-19.
"Untuk APD sendiri memang kesulitan, karena itu kami berusaha membeli atau kerjasama dengan swasta. Alhamdulillah hari ini masih cukup, tapi ke depannya juga harus dipastikan," ucapnya.
Maka itu, Erick mengaku, dalam setiap kesempatan dirinya selalu menyampaikan pentingnya membangun ketahanan pangan, energi, dan kesehatan bagi Indonesia.
"Dan yang selalu kita dengungkan selama ini kenapa kita mau konsolidasikan rumah sakit dan lain-lain, tidak lain untuk 'health security'. Kita tidak tahu sebagai bangsa sekuat apa. Ini lah tes kita tidak hanya kesehatan, kami di BUMN berusaha ingin jadi bagian yang bisa 'handle health security'," ucapnya.
Baca juga: Presiden Donald Trump katakan, AS akan produksi 100.000 ventilator
Baca juga: RS New York kewalahan, satu ventilator digunakan oleh dua orang pasien
Pewarta : Zubi Mahrofi