Siak berikan insentif Rp2,6 miliar untuk petugas medis lawan corona

Siak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Siak menganggarkan Rp2,6 miliar untuk insentif petugas medis yang melakukan penanganan kasus virus corona atau COVID-19 setelah dilakukan penggeseran anggaran yang mencapai Rp45 miliar.

"Untuk insentif tenaga medis seperti dokter spesialis paru-paru itu Rp15 juta per bulan. Dokter umum atau spesialis lainnya sebagai pendukung diberi insentif Rp400 ribu per hari," kata Pejabat Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Siak, Jamaluddin, Sabtu.

Dia mengatakan bahwa untuk dokter pendukung memang tergantung kasus nantinya jika dibutuhkan. Begitu juga dengan perawat dan bidan yang hitungannya juga per hari yakni Rp300 ribu sehari.

Selanjutnya untuk petugas lain seperti sopir dan kebersihan juga dibayar per hari senilai Rp150 ribu. Ini tergantung kasus, bisa saja tidak habis, imbuh Jamaluddin.

Secara total Pemkab Siak sudah melakukan penggeseran Rp45 miliar untuk penanganan COVID-19. Rinciannya Rp18 miliar untuk Rumah Sakit Umum Daerah Tengku Rafian Siak.

Kemudian pada Dinas Kesehatan Siak dialokasikan Rp14 miliar, RSUD Perawang Rp8 miliar. Terakhir Rp11 miliar untuk bantuan sembilan bahan pokok bagi 27 ribu penerima manfaat yang dilakukan oleh dinas perindustrian dan perdagangan.

Terkait asal anggaran, dia mengatakan salah satunya dari pos pemilihan kepala daerah yang ditunda. Menurutnya, dari arahan Kementerian Dalam Negeri anggaran Pilkada yang belum dikeluarkan bisa digeser ke penanganan COVID-19.

Saat ini kasus positif COVID-19 di Siak belum ada, namun ada pasien dalam pengawasan dua orang. Pertama dirawat di RSUD Tengku Rafian Siak dan satu lagi dirujuk ke RS TNI di Pekanbaru.

Sementara jumlah orang dalam pemantauan hingga Jumat (3/4) lalu tercatat 782 orang. Terdiri dari tenaga kerja baru pulang Malaysia maupun mahasiswa dan santri dari Pulau Jawa daerah lainnya

Baca juga: DPRD Siak apresiasi bupati alokasikan Rp44,7 miliar tangani COVID-19

Baca juga: Kabar gembira, satu PDP COVID-19 asal Siak Kecil sembuh