Jakarta (ANTARA) - Seiring penyebaran virus corona baru atau COVID-19 yang tak mengenal batas wilayah, ada informasi virus yang awalnya ditemukan di Wuhan, China itu lebih banyak menyerang pria daripada perempuan.
Organisasi Global Health 50/50 yang mengumpulkan data infeksi COVID-19 dari 25 negara dengan jumlah kasus tertinggi, menunjukkan 68 persen pasien yang meninggal ialah laki-laki di China (71 persen) dan Portugal (70 persen)--per 25 Maret 2020.
Baca juga: Berjuang lawan virus corona, Jepang desak warganya tidak kunjungi 73 negara
Data dari wabah serupa yakni SARS di Hong Kong dan MERS, seperti dilansir Sky News juga menunjukkan para pasien pria lebih banyak ketimbang wanita.
Apa alasan pria lebih rentan?
Kebanyakan pasien memiliki penyakit penyerta seperti stroke, penyakit jantung, penyakit paru dan hipertensi. Kondisi ini terjadi lebih banyak pada pria daripada wanita, menurut studi dalam jurnal medis Lancet pada 2018.
Selain itu faktor kebiasaan merokok dan meminum alkohol. Studi yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperlihatkan, tingkat konsumsi alkohol dan merokok lebih tinggi pada laki-laki ketimbang wanita.
Dua kebiasaan ini bisa membuat mereka berisiko lebih tinggi terinfeksi corona.
Alasan lainnya berhubungan dengan sistem kekebalan alami tubuh. Penelitian mengungkapkan kekebalan tubuh pria lebih rendah terhadap serangkaian infeksi termasuk hepatitis C dan HIV.
Studi pada hewan juga menunjukkan kondisi ini mungkin juga berlaku untuk bentuk lain virus corona.
Selain itu, hormon juga diyakini memainkan peran utama. Estrogen pada perempuan bisa meningkatkan respon kekebalan.
Para ilmuwan juga menemukan banyak gen yang mengatur sistem kekebalan dikodekan pada kromosom X--pria memiliki satu (XY), sementara wanita memiliki dua (XX).
Di sisi lain, dokter spesialis mikrobiologi dari Rumah Sakit Universitas Indonesia, R. Fera Ibrahim pernah menyatakan, alasan virus corona baru lebih banyak menyerang pria berhubungan dengan jumlah reseptor ACE2 yang lebih banyak pada pria dibandingkan wanita.
Hal ini merujuk pada penelitian saat kasus SARS terjadi, yang menunjukkan reseptor ACE2 pada pria lebih banyak ketimbang kaum hawa.
"Virus akan menginfeksi sel, masuk lalu mereplikasi. Untuk masuk ke sel ada reseptor. (Jenis baru) corona mirip SARS, ada reseptpr yang namanya ACE2. Reseptor ini ada di nasofaring hingga otak. Tapi yang paling banyak di sel epitel sehingga tampak seperti infeksi saluran napas dan diare," kata Fera.
Baca juga: 11 orang pasien positif virus corona/COVID-19 di Jakarta Barat dinyatakan sembuh
Baca juga: Ford dan GE akan produksi 50.000 ventilator dalam 100 hari
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Berita Lainnya
Film "Perang Kota" akan jadi penutup festival film Rotterdam, Belanda ke-54
19 December 2024 11:38 WIB
Bandara Radin Inten perkirakan capai 95 ribu penumpang di libur akhir tahun
19 December 2024 11:29 WIB
Baznas dan Kemenag resmi luncurkan peta jalan zakat 2045
19 December 2024 11:20 WIB
IHSG Bursa Efek Indonesia melemah di tengah The Fed pangkas suku bunga acuan
19 December 2024 11:12 WIB
Nilai tukar rupiah melemah tajam karena The Fed beri pernyataan sangat "hawkish"
19 December 2024 10:35 WIB
Direksi BRK Syariah bersama Wamen Dikdasmen RI hadiri Milad ke-112 Muhammadiyah
19 December 2024 10:16 WIB
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB