Pekanbaru (ANTARA) - Fakultas Kedokteran Universitas Abdurrab menggelar bincang-bincang dan berbagi tips cara efektif tidak tertular virus COVID-19 bagi sejumlah awak media dan mahasiswa.
"Memang ada beberapa golongan yang rentan terserang COVID-19, diantaranya lansia, jadi kalau lansia janganlah di bawa ke mal, lalu laki-laki, perokok, dan pengidap penyakit kronis," kata Rektor Universitas Abdurrab Prof. Susi Endrini, PhD pada acara bincang cara efektif tidak tertular Corona oleh fakultas kedokteran Abdurrab di Pekanbaru, Jumat.
Susi Endrini, PhD mengatakan, namun demikian masyarakat tidak perlu panik sebab mudah untuk menangkalnya tetap menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kata Susi.
Menurut Susi pemberitaan COVID-19 saat ini telah membuat masyarakat lebih takut, hingga menyebabkan kepanikan dan melakukan aksi borong bahan keperluan pokok dan mendorong harga masker pun melonjak tajam.
Jadi pemahaman ini yang harus diluruskan, bahwa masyarakat tidak perlu panik dan menyebarkan hoaks, hingga muncul berbagai mitos yang menjadikan pemberitaan media sosial viral.
Ia mengatakan ada beberapa mitos tentang cara menangkal corona yang kini beredar di meme, dan membuat kepanikan itu usah ditiru. Misalkan pengering tangan bisa membunuh COVID-19 itu salah, begitu juga lampu UV karena keduanya punya fungsi pengering dan pemanas tidak membunuh virus.
"Ini yang menarik ada mitos apakah aman trima paket dari China ia aman saja karena barang itu sudah lama di luar, dan virusnya sudah mati," katanya.
Ia menyarankan hal benar yang perlu dilakukan masyarakat menyikapi dan terhindar dari COVID-19, tetap menjaga kebersihan, dan meningkatkan imun tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi.
"Untuk meningkatkan imun tubuh hasil penelitian ilmiah bahan alam yang sudah diisolasi, dan asam lemak dan prebiotik yang berperan dalam sistem imum manusia yang sudah ada di pasaran. Jenis tanaman curcuma, kunyit, temulawak, jahe, sere, bahkan sambiloto baik untuk meningkatkan imun tubuh," katanya.
Sementara itu Kaprodi Profesi Dokter Fak.Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Abdurrab dr. Faisal,SpPD, FINASIM mengatakan, ternyata tingkat keganasan menyebabkan kematian COVID-19 tidak seperti virus flu burung, hanya 2-3 persen, artinya dari 100 penderita hanya dua saja yang meninggal.
"Penularan virus COVID-19 jangkauannya sekitar 1-2 meter, malah lebih tinggi TBC. Hanya COVID-19 virulensinya atau kecepatan replikasi virus di dalam sel inang memang tinggi," katanya.
"Namun masyarakat tidak perlu panik dan menyebarkan hoaks. Sebab ada cara menangkalnya yakni tetap menjaga kesehatan dan waspada, mengurangi aktifitas di luar dan atau tempat umum, bagi yang sakit gunakan masker, sering-seringlah cuci tangan selama 30 detik dengan sabun, konsumsi makanan yang alami dan tidak mengandung pengawet, perbanyak konsumsi buah dan sayur, istirahat dan tidur yang cukup, aktifitas rutin olahraga minimal 30 menit," katanya lagi.
Selain itu masyarakat juga diajak membersihkan lingkungan, dan pemda juga membuat gerakan bergotong - royong membersihkan fasilitas umum.
Usai bincang-bincang Universitas Abdurrab terbitkan delapan point pernyataan sikap sebagai upaya untuk membangun kebersamaan menangkal wabah corona dan dampaknya di Riau.
Baca juga: Berbohong soal corona bisa berdampak seumur hidup
Baca juga: Kondisi pasien terduga Covid-19 di Pekanbaru mulai stabil, begini penjelasannya
Baca juga: Akibat corona, PDB negara berkembang Asia berkurang 0,2 persen. begini penjelasannya