Psikolog : Kualitas komunikasi orang tua dan anak tekan kenakalan

id Paikolog,pcr

Psikolog : Kualitas komunikasi orang tua dan anak tekan kenakalan

Psikolog Nasional Analisa Widyaningrum, sedang tanya jawab dengan salah satu guru BK pada acara  seminar guru BK 2020 yang diselenggarakan Politeknik Chevron Riau (PCR) di Pekanbaru, Rabu (5/2). (ANTARA/Vera Lusiana)

 Pekanbaru (ANTARA) - Psikolog kondang dan milenial Analisa Widyaningrum mengatakan kualitas komunikasi orang tua dan anak mampu menekan kenakalan remaja.

"Pendidikan karakter anak yang utama didapat dari keluarga," kata Analisa Widyaningrum pada acaraseminar guru BK 2020 yang diselenggarakan Politeknik Chevron Riau (PCR) di Pekanbaru, Rabu.

Dia mengatakan orangtua harus selalu menjaga konektifitasnya dengan anak sehingga mereka punya keterikatan, rasa sayang, memiliki dan bertanggungjawab.

Menurut dia, Indonesia punya bonus demografi pada 2045, dimana negara mengalami lebih banyak usia produktif ketimbang non produktif.

Katanya, 25 tahun lagi anak-anak yang ada saat ini akan menjadi generasi bangsa. Untuk menciptakan Sumber Daya Manusia handal ke depan. Itu butuh pembentukan karakter yang baik sejak dini, bukan tumbuh menjadi anak yang hanya ingin sibuk bermain game, dan youtuber sehingga malas belajar.

Di sisi lain, guru BK yang orangtua kedua di sekolah harus dapat menjadi teman para siswa dalam segala keluhan. Di era generasi Z, guru BK harus mampu mengubah diri dan model pendekatan ke siswa. Guru BK harus mengubah paradigma dari tempat menyelesaikan masalah menjadi teman. "Guru BK harus melakukan pendekatan humanistik," katanya.

Makanya kenapa guru BK penting karena dia punya emosional yang tak dimiliki guru lain."Guru BK harus mampu membangun emosional murid agar kritis," katanya lagi.

Sementara itu Direktur PCR Dr Dadang Syarif Sihabudin Sahid SSi MSc menyebutkan, bahwa sampai saat ini kampusnya rutin melakukan pelatihan bagi guru BK di Riau. Kali ini sengaja menghadirkan psikolog muda dan paham milenialkarena tema yang diambil adalah"Pendekatan Konseling Generasi Z".

Tujuannya, kata dia, untuk meningkatkan kompetensi para guru BK sehingga mampu dan tidak ketinggalan jaman, khususnya dalam menyelesaikan masalah siswa.

"Tahun ini tantangannya adalah siswa makin muda guru makin tua. Terutama pada generasi Z. Maka kita cari kegiatan yang dari psikologi yang milenialagar guru mendapat informasi bagaimana mengatasi masalah siswa," kata Dadang.

Selain itu, ada target yang dicapai, yakni guru BK mampu menciptakan siswa kreatif karena inputnya nanti juga bagi mahasiswa yang mendaftar di PCR.

"Kita ingin memastikan anak-anak yang masuk adalah anak-anak yang betul memiliki kemampuan, selain kegiatan ini jarang diambil oleh dinas," pungkasnya.

Baca juga: Politeknik Caltex Riau lepas 401 wisudawan

Baca juga: "Mindy Wheelchair" karya PCR tampil di IPA Convex ke-43