Semalam dengan Pial dan Barjanzi

id Berita hari ini, berita riau terkini, berita riau antara

Semalam dengan Pial dan Barjanzi

Tarian persembahan dalam kegiatan Malam Budaya yang bertajuk “ Dendang Melayu, Resah Hilang Senyum pun Datang” pada Senin malam, (16/12). (Antarariau/rilis)

Pangkalan Kerinci (ANTARA) - Takkan Melayu Hilang di Bumi. Begitulah ungkapan yang dapat menggambarkan kegiatan yang diadakan oleh Ikatan Keluarga Melayu Riau (IKMR) Riau Komplek PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Paguyuban ini mengadakan kegiatan Malam Budaya yang bertajuk " Dendang Melayu, Resah Hilang Senyum pun Datang" pada Senin malam, (16/12).

Menurut Ketua Harian IKMR Riau Kompleks, Deni Firdaus mengadakan kegiatan berisikan seni dan budaya asal Riau. Tujuannya untuk mengingat dan mengenalkan kepada generasi muda apa saja seni dan budaya yang ada di Riau. Kali ini, IKMR Riau kompleks menampilkan seni dari daerah Kuantan Singingi (Kuansing), yakni Pial.

Chief Operational Officer (COO) RAPP, Eduward Ginting memberikan kata sambutan pada acara Malam Budaya yang bertajuk “ Dendang Melayu, Resah Hilang Senyum pun Datang” pada Senin malam, (16/12). (Antarariau/rilis)

"Pial adalah nyanyian diatas perahu. Sesuai dengan tema malam ini, Pial dapat menghilangkan kesedihan dan setelah bernyanyi, senyum pun datang," tuturnya.

Kemudian yang lebih menarik lagi adalah Barjanzi, yakni kesenian yang bernafaskan Islam atau sebagai sarana dakwah Islam dengan Kitab Barzanji sebagai sumbernya.

Menurut Deni, Barzanji merupakan doa-doa, puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad SAW yang biasa dilantunkan dengan irama atau nada. Tradisi budaya Islam ini dapat dikategorikan sebagai kelompok seni pertunjukan yang terdiri dari vokal, musik, dan tanpa tari atau gerakan badan.

Anggota IKMR berfoto bersama seusai kegiatan Malam Budaya yang bertajuk “ Dendang Melayu, Resah Hilang Senyum pun Datang” pada Senin malam, (16/12). (Antarariau/rilis)

Pembina IKMR, Rudi Fajar menilai kegiatan ini merupakan bentuk dari pelestarian budaya. Banyak kalangan generasi muda yang masih belum tahu apa saja kesenian melayu. Ia mengatakan mereka yang tinggal di bumi melayu harus tahu apa seni dan budaya Melayu.

"Melalui ajang inilah kita kenalkan seni dan budaya melayu. Sangat bagus dan banyak yang belum kita tahu seni dan budaya masing-masing daerah di Riau itu ada ciri khasnya," tuturnya.

Chief Operational Officer (COO) RAPP, Eduward Ginting mengatakan melalui kegiatan-kegiatan paguyuban ini, merupakan bukti warga Riau komplek tetap hidup rukun sekaligus kompak. Kegiatan ini, kata Eduward, tidak hanya dihadiri oleh warga yang bersuku melayu, tetapi juga dari suku lain.

"Kita harus mempertahankan kerukunan dan kebudayaan masing-masing daerah. Hidup berdampingan dan harus saling menghargai," jelasnya.

Di Riau Kompleks, saat ini terdapat 11 paguyuban, diantaranya Ikatan Keluarga Melayu Riau Kompleks (IKMR), Ikatan Keluarga Minang Riau Kompleks (IKM-RK), Ikatan Keluarga Asal Batak Toba (IKABA), Ikatan Keluarga Nias (IKN), Ikatan Keluarga Asal Sumatera Selatan (IKASS), Persatuan Tunggal Warga (PUNGGAWA), Persatuan Masyarakat Aceh (PERMASA), Himpunan Keluarga Muslim Asal Tapanuli (HIKMAT), MERGASILIMA, PANDAN WANGI dan Ikatan Keluarga Tionghoa (IKT). (rls)

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2019

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.