Kantor layanan teknis BSN hadir di Pekanbaru permudah urus SNI
Pekanbaru (ANTARA) - Ini kabar bagus untuk pengusaha yang ingin berkembang dan maju. Badan Standardisasi Nasional (BSN) meresmikan Kantor Layanan Teknis di Kota Pekanbaru, Riau, untuk membantu para pelaku usaha di wilayah setempat dalam penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI).
“Dengan menerapkan SNI, produk-produk yang ada di Provinsi Riau dapat lebih berdaya saing di pasar nasional dan global,” kata Kepala BSN, Bambang Prasetya pada peresmian KLT BSN di Jl. Hangtuah No. 218 Kelurahan Rejosari, Pekanbaru, Senin.
Bambang Prasetya meresmikan Kantor Layanan Teknis (KLT) BSN Pekanbaru bersama Gubernur Riau Syamsuar. Ia menjelaskan KLT di Pekanbaru merupakan yang ke-4, setelah sebelumnya BSN meresmikan kantor layanan serupa di Kota Makassar, Palembang, dan Bekasi.
Dengan adanya KLT, lanjutnya, masyarakat di Pekanbaru dan sekitarnya dapat lebih mudah mengakses informasi SPK, berkonsultasi, mengusulkan SNI sesuai kebutuhan daerah, serta mengusulkan pembinaan SNI bagi UKM. Selain itu, diharapkan jumlah industri dan UKM yang menerapkan SNI di wilayah ini akan semakin meningkat.
“Kehadiran BSN di sini intinya untuk mendekatkan layanan kita. Yang terpenting adalah masyarakat teredukasi pentingnya SNI, dan untuk kemudahan pengurusannya kita juga membantu UMKM dengan bantuan dana APBN. Dan ke depannya kami juga berharap apabila Pemprov Riau ada anggaran berlebih bisa untuk membantu UMKM juga,” katanya.
Baca juga: Disperindagpar Pelalawan Imbau Pedagang Gunakan Timbangan Berstandar SNI
Ia menilai Pekanbaru merupakan tempat yang sangat strategis sebagai salah satu sentra ekonomi terbesar di Pulau Sumatera dengan tingkat pertumbuhan, migrasi dan urbanisasi yang tinggi, sehingga potensi industri serta UKM di Pekanbaru sangat luar biasa.
Menurut dia, hingga kini jumlah industri penerap SNI di Indonesia adalah 13.819 industri, sedangkan di Pulau Sumatera jumlahnya adalah 230 industri. Khusus di wilayah Pekanbaru, Riau dan sekitarnya, jumlahnya mencapai 30 industri.
Di Provinsi Riau juga telah terdapat 23 Laboratorium uji dan 1 UPT Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.
Ia menjelaskan, KLT ini merupakan langkah nyata BSN dalam mengimplementasikan Undang-Undang No. 20 Tahun 2014 terutama di Pasal 8 Ayat 2 yang menerangkan bahwa tugas dan tanggung jawab di bidang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian dilaksanakan oleh BSN. Selain itu, sesuai pasal 53, dinyatakan bahwa BSN bersama dengan kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian lainnya, dan/atau pemerintah daerah bekerjasama untuk melakukan pembinaan terhadap pelaku usaha dan masyarakat dalam penerapan SNI.
Baca juga: Riau Belum Miliki Produk IKM SNI
KLT di Pekanbaru juga dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan dan pelatihan terkait standardisasi dan penilaian kesesuaian kepada masyarakat. Apalagi, provinsi Riau memiliki produk-produk unggulan seperti kelapa sawit, sagu, kopi, serta karet yang tentu semua harus melalui standardisasi agar dapat berdaya saing.
“Pendirian KLT di Pekanbaru, diharapkan dapat memberikan manfaat nyata melalui program pendampingan dan bimbingan penerapan SNI. Kami percaya, organisasi dan industri termasuk UKM di Pekanbaru mampu berdaya saing baik di tingkat nasional dan global, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat,” ujarnya.
“Kami juga sudah berkeliling di sekitar Pekanbaru setidaknya ada tujuh pelaku usaha kecil yang kami ingin dampingi untuk mendapatkan SNI. Ada usaha lele, madu, garam, sagu, bawang goreng, terasi dan kopi Liberika,” lanjut Bambang.
Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar berharap dengna adanya KLT BSN di Pekanbaru bisa sejalan untuk mendukung program Pemprov Riau yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata menjadi destinasi wisata halal.
Ia berharap KLT BSN di Pekanbaru menjadi tempat untuk belajar sekaligus pengembangan produk UKM dari Riau agar punya standar yang diakui secara nasional dan internasional.
“Riau ingin industri kreatif yang dari syariah dari sini, ingin memacu kunjungan wisatawan dari Timur Tengah dan lain-lain yang kita harapkan ini bisa pacu devisa negara,” kata Syamsuar.
Baca juga: Riau kembangkan Pariwisata Halal dapat dukungan penuh Kementerian Pariwisata
Baca juga: Ingin imbangi Thailand, Gubernur Riau terbitkan Pergub Pariwisata Halal
“Dengan menerapkan SNI, produk-produk yang ada di Provinsi Riau dapat lebih berdaya saing di pasar nasional dan global,” kata Kepala BSN, Bambang Prasetya pada peresmian KLT BSN di Jl. Hangtuah No. 218 Kelurahan Rejosari, Pekanbaru, Senin.
Bambang Prasetya meresmikan Kantor Layanan Teknis (KLT) BSN Pekanbaru bersama Gubernur Riau Syamsuar. Ia menjelaskan KLT di Pekanbaru merupakan yang ke-4, setelah sebelumnya BSN meresmikan kantor layanan serupa di Kota Makassar, Palembang, dan Bekasi.
Dengan adanya KLT, lanjutnya, masyarakat di Pekanbaru dan sekitarnya dapat lebih mudah mengakses informasi SPK, berkonsultasi, mengusulkan SNI sesuai kebutuhan daerah, serta mengusulkan pembinaan SNI bagi UKM. Selain itu, diharapkan jumlah industri dan UKM yang menerapkan SNI di wilayah ini akan semakin meningkat.
“Kehadiran BSN di sini intinya untuk mendekatkan layanan kita. Yang terpenting adalah masyarakat teredukasi pentingnya SNI, dan untuk kemudahan pengurusannya kita juga membantu UMKM dengan bantuan dana APBN. Dan ke depannya kami juga berharap apabila Pemprov Riau ada anggaran berlebih bisa untuk membantu UMKM juga,” katanya.
Baca juga: Disperindagpar Pelalawan Imbau Pedagang Gunakan Timbangan Berstandar SNI
Ia menilai Pekanbaru merupakan tempat yang sangat strategis sebagai salah satu sentra ekonomi terbesar di Pulau Sumatera dengan tingkat pertumbuhan, migrasi dan urbanisasi yang tinggi, sehingga potensi industri serta UKM di Pekanbaru sangat luar biasa.
Menurut dia, hingga kini jumlah industri penerap SNI di Indonesia adalah 13.819 industri, sedangkan di Pulau Sumatera jumlahnya adalah 230 industri. Khusus di wilayah Pekanbaru, Riau dan sekitarnya, jumlahnya mencapai 30 industri.
Di Provinsi Riau juga telah terdapat 23 Laboratorium uji dan 1 UPT Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.
Ia menjelaskan, KLT ini merupakan langkah nyata BSN dalam mengimplementasikan Undang-Undang No. 20 Tahun 2014 terutama di Pasal 8 Ayat 2 yang menerangkan bahwa tugas dan tanggung jawab di bidang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian dilaksanakan oleh BSN. Selain itu, sesuai pasal 53, dinyatakan bahwa BSN bersama dengan kementerian, lembaga pemerintah nonkementerian lainnya, dan/atau pemerintah daerah bekerjasama untuk melakukan pembinaan terhadap pelaku usaha dan masyarakat dalam penerapan SNI.
Baca juga: Riau Belum Miliki Produk IKM SNI
KLT di Pekanbaru juga dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan dan pelatihan terkait standardisasi dan penilaian kesesuaian kepada masyarakat. Apalagi, provinsi Riau memiliki produk-produk unggulan seperti kelapa sawit, sagu, kopi, serta karet yang tentu semua harus melalui standardisasi agar dapat berdaya saing.
“Pendirian KLT di Pekanbaru, diharapkan dapat memberikan manfaat nyata melalui program pendampingan dan bimbingan penerapan SNI. Kami percaya, organisasi dan industri termasuk UKM di Pekanbaru mampu berdaya saing baik di tingkat nasional dan global, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat,” ujarnya.
“Kami juga sudah berkeliling di sekitar Pekanbaru setidaknya ada tujuh pelaku usaha kecil yang kami ingin dampingi untuk mendapatkan SNI. Ada usaha lele, madu, garam, sagu, bawang goreng, terasi dan kopi Liberika,” lanjut Bambang.
Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar berharap dengna adanya KLT BSN di Pekanbaru bisa sejalan untuk mendukung program Pemprov Riau yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata menjadi destinasi wisata halal.
Ia berharap KLT BSN di Pekanbaru menjadi tempat untuk belajar sekaligus pengembangan produk UKM dari Riau agar punya standar yang diakui secara nasional dan internasional.
“Riau ingin industri kreatif yang dari syariah dari sini, ingin memacu kunjungan wisatawan dari Timur Tengah dan lain-lain yang kita harapkan ini bisa pacu devisa negara,” kata Syamsuar.
Baca juga: Riau kembangkan Pariwisata Halal dapat dukungan penuh Kementerian Pariwisata
Baca juga: Ingin imbangi Thailand, Gubernur Riau terbitkan Pergub Pariwisata Halal