Bupati: proses pemugaran Istana Peraduan Siak sesuai prosedur

id Istana. Peraduan. Sultan. Siak. Riau. Cagar Budaya.,Rapp,Istana peraduan siak,Peninggalan kerajaan siak,Pariwisata riau 2019,Berita riau terbaru,Berit

Bupati: proses pemugaran Istana Peraduan Siak sesuai prosedur

Plang proyek pemugaran Istana Peraduan Sultan Siak (dok Antarariau)

Siak, Riau (ANTARA) - Bupati Siak Alfedri mengklaim proses pemugaran Istana Peraduan atau tempat istirahat Sultan Siak sudah sesuai dengan prosedur yang baik meski ada protes dari sejumlah kerabat keluarga kesultanan.

"Ini sudah sesuai dengan prosedur dan proses-proses yang baik. Dalam hal ini

sudah ditunjuk untuk melakukan pengawasan menurut undang-undang adalah Tim Ahli Cagar Budaya (TACB)," kata Alfedri di Siak, Kamis.

Dikatakannya bahwa untuk melakukan restorasi tentunya harus melibatkan TACB dan juga Balai Besar Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat yang juga membawahi Riau. Mulai dari perencanaan dan teknis pelaksanaanyayang mengawal juga TACB.

Pihaknya sendiri mengaku juga ikut mengecek pengerjaan akan tetapi Alfedri mengatakan bukan sebagai orang yang memilki kapasitas untuk itu. Pasalnya untuk membentuk kembali baik warna dan materialnya haruslah sama dan memiliki cara tersendiri.

"Saya sudah menengok, tapi kapasitas saya tidak seperti TACB.Rapat evaluasi sudah dilakukan berkala, sudah berkali-kali rapat, ada TACB juga di situ," ungkapnya.

Akan tetapi, meskipun ada protes dari pihak kerabat kesultanan, pihaknya menyambut baik jika itu adalah dalam hal memberi masukan untuk penyempurnaan dan perbaikan. "Siapapunboleh memberi masukan jika itu untuk yang baik," katanya.

Sebelumnya viral di media sosial, pemugaran Istana Peraduan Siak material yang digunakannya dinilai tak sesuai. Hal ini diungkapkan akun Jufizal Joe Siak melalui laman Facebook-nya, Jumat (15/03) bahwa kayu yang digunakan itu sekelas kayu "kandang ayam".

Ketua TACB Restorasi Istana Perpaduan Siak, Temas menanggapi hal itu juga mengungkapkan, seluruh material yang digunakan untuk pemugaran sudah sesuai. Terkait materil kayu, tidak menggunakan yang baru karena tak ditemukan jenis kayu sesuai dengan dasar.

"Kecuali dua bangunan yang terletak di belakang istana peraduan. Kita gunakan kayu baru. Itu pun kayu keras sumatera dengan kekeringan 15 persen dan telah direndam dengan anti rayap," kata Temas.

Baca juga: Kenduri Apam didorong masuk Kalender Wisata Halal Siak

Kedua bangunan itu, lanjut Temas, sudah beberapa kali diubah. Misalnya pada atap. Dasarnya genteng dirombak ke seng. Dan saat ini diubah kembali ke genteng.

"Semua sudah diuji kelayakan. Kalau ada yang sebut struktur kayu bangunan diganti, itu tidak benar. Sebab masih kayu lama yang kita gunakan. Kayu-kayu lama itu kita amputasi, dan dilakukan penambalan dengan bahan kayu yang sama," ujarnya.

Baca juga: Luhut Pandjaitan kagum lihat Istana Siak, teringat Paris dan London