Pekanbaru (ANTARA) - Calon anggota legislatif Partai Gerindra Marsita dan Fajriah divonis tiga bulan penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Bengkalis, Selasa (5/3), karena terbukti kampanye di sekolah pada awal Januari 2019.
"Menyatakan terdakwa Marsita dan Fajriah terbukti bersalah melakukan perbuatan pidana dengan sengaja melanggar larangan pelaksanaan Kampanye Pemilu, sebagaimana dimaksud Pasal 280 ayat satu, yakni menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah dan tempat pendidikan dalam kampanye," kata Majelis Hakim sesuai yang disampaikan Bawaslu Riau dalam keterangan tertulisnya.
Selain itu, kedua terdakwa juga didenda Rp24 juta subsider satu bulan kurungan. Sementara itu, barang bukti berupa kartu nama, kalender dan stiker disita untuk kemudian dimusnahkan.
Menanggapi putusan tersebut, kedua terdakwa memutuskan untuk banding melalui kuasa hukumnya.
Sementara Ketua Bawaslu Riau Rusidi Rusdan ketika dimintai tanggapannya mengaku mengapresiasi kinerja Bawaslu Meranti yang tergabung dalam Sentra Penegakkan Hukum Terpadu.
Menurutnya, putusan tersebut telah membuktikan pengawas telah bekerja dengan baik. "Inilah wujud tanggung jawab kami kepada masyarakat dalam mengawal Pemilu agar berjalan dengan penuh integritas. Ke depan kita harapkan tidak ada lagi kasus serupa agar peserta pemilu lebih berhati-hati," ujarnya.