Merasa dipersekusi di lokasi PSU, Cabup Afni Zulkifli minta Bawaslu Siak adil

id Cabup Siak Afni, Bawaslu Siak, PSU di Siak, Pilkada Siak

Merasa dipersekusi di lokasi PSU, Cabup Afni Zulkifli minta Bawaslu Siak adil

Cabup Siak Afni Zulkifli ketika berdialog bersama Bawaslu dan Kapolsek Siak. (ANTARA/Bayu Agustari Adha)

Siak, Riau, (ANTARA) - Peristiwa dihalanginya Calon Bupati Siak nomor urut 2 Afni Zulkifliberbuka puasa di rumah warga oleh pendukung Paslon lain di Buantan Besar, Kecamatan Siak, Kamis kemarin (13/3) berbuntut panjang.

Ratusan simpatisan Afni datang sukarela, begitu tahu calon bupatinya itu dipersekusi saat hendak berbuka puasa. Beberapa diantaranya sudah terlihat emosi ingin ke rumah Darwis, namun Afni terus menahan agar situasi tetap kondusif.

Kepala Kepolisian Sektor Siak Kompol Ali Azar dan Ketua Badan Pengawas Pemilu Siak Zulfadli Nugraha TP langsung hadir ke lokasi. Mereka duduk melantai di atas terpal di halaman rumah warga dan Afni menyampaikan rasa tidak adil yang diterimanya selama ini.

“Tolong berilah kami keadilan. Sejak awal saya usulkan, calon jangan ke lokasi Pemungutan Suara Ulang. Tapi atas dalih masih berkuasa, Pak Alfedri dan Bang Husni boleh datang sesuka mereka di lokasi PSU, padahal mereka juga calon sama macam kami, masa jawabannya, dia kan bupati. Kalau begitu saya iya pulak Ketua Muslimat Nahdatul Ulama,” ujar Afni di hadapan Zulfadli.

Afni mengatakan sangat menghormati institusi Polri dan Bawaslu. Sebagai bentuk rasa hormatnya pula, tak pernah sekalipun ia mendatangi Masjid dan Musala di lokasi PSU seperti yang rutin dilakukan Alfedri dan Husni.

“Saya cuma datang ke masyarakat, ke rumah relawan dan simpatisan, karena mereka sudah diganggu tawaran politik uang. Apa kami harus diam saja? malah saya bantu kerja Komisi Pemilihan Umum dan Bawaslu. Mohon maaf, soal politik uang, justru kami yang menemukan, kerja kami sudah seperti Bawaslu ini,” ujar Afni.

Menurut Afni tidak mungkin Bawaslu tidak mengetahui soal politik uang yang sudah menyebar sangat masif ini. Sebab pihaknya sudah menemukan praktik politik uang itu di lapangan.

“Tapi sudahlah, saya ini menghormati Bawaslu. Atau kalau Pilkada ini hanya soal adu kuat siapa paling banyak uang, lebih baik kita antarkan saja ini semua kepada penguasa, tidak usah Pilkada lagi, biar mereka berkuasa 5 tahun lagi, kalau ini adu kuat-kuatan. Apa mau begitu kita,” katanya.

Afni merasakan ketidakadilan menyertai dirinya karena langkahnya masuk ke kawasan PSU hanya sekadar silaturrahmi dirampas oleh oknum-oknum tertentu. Bahkan teganya dilakukan saat waktu buka puasa sementara palson petahana bebas keluar masuk, menggelar berbagai kegiatan pemerintahan, hingga menyembelih sapi di Buantan Besar.

“Mereka boleh kok saya tidak boleh. Mereka menyembelih sapi di sini, saya bukan tidak mampu membeli sapi, lalu di mana keadilannya bagi saya,” ujarnya.

Sementara itu, Zulfadli mengatakan pihaknya meminta maaf karena Bawaslu belum mampu memberikan pelayanan secara maksimal. Memang, dalam tatanan undang-undang terdapat kelemahan yang membuat Bawaslu susah bergerak.

Ia mengatakan, PSU merupakan rangkaian dalam Pilkada. Aturannya sama dengan Pilkada namun dalam PSU tidak ada kampanye.

“Jadi ketika ada Paslon yang turun, Bawaslu bukan tidak mau melarang, tetapi tidak ada aturannya untuk melarang. Tetapi kalau ada aturan, kami pasti melarang,” katanya.

Fadli juga menyampaikan, atas kejadian terhadap Afni di Buantan Besar, ia akan rapat dengan Kapolres Siak dan Kapolda Riau. “Untuk sementara Kapolres mengimbau agar jangan ada Paslon yang berkegiatan di lokasi PSU,” katanya.