Siak, Riau, (ANTARA) - Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Siak yang akan ditentukan dengan Pemungutan Suara Ulang pada 22 Maret mendatang memanas usai calon bupati nomor urut 2 Afni Z didatangi seorang pria saat berbuka puasa di rumah warga, di kampung Buantan Besar, Kecamatan Siak, Kamis malam (13/3).
Pria itu diketahui bernama Darwis, salah seorang tim sukses dari kalangan calon lain.Kejadian ini membuat kampung Buantan Besar yang menjadi salah satu tempat pemungutan suara PSU memanas sepanjang malam.
Pendukung Afni berdatangan ke lokasi dan begitu juga pendukung Paslon lainnya dati nomor urut 03 Alfedri -Husni Merza. Kampung Buatan Besar yang semula sepi menjadi ramai hingga polisi dan Bawaslu juga datang ke lokasi.
Kejadian berawal saat Afni berbuka puasa dengan sejumlah ibu-ibu di rumah warga bernama Dewi. Di saat hendak makan, tiba-tiba Darwis datang sembari mengaktifkan kamera Ponselnya.
Darwis memilih berdiri di depan pintu sambil mengarahkan kamera ke Afni dan mengatakan, tidak boleh kampanye. Afni pun tidak jadi makan dan memanggil Darwis untuk masuk ke dalam rumah.
Akan tetapi Darwis mengabaikan dan terus mengaktifkan kameranya sambil menyebut tidak boleh kampanye. Kemudian terjadi perdebatan antara Afni dengan Darwis.
Afni mempertanyakan kenapa dia tidak boleh buka puasa bersama dengan relawannya. Sementara Darwis mondar mandir di depan pintu dan terus mengarahkan kamera ke Afni.
“Ini tim ibu semuanya ni, tim ibu semuanya ini, tidak boleh bu kampanye,” ujar Darwis.
Afni mengatakan pihaknya tidak melakukan kampanye dan langsung menanyakan kepada ibu-ibu apakah ada kampanye di momen buka puasa itu. Semua kompak menjawab tidak.
“Terus masalahnya di mana, mengapa saya tidak boleh berbuka bersama, mengapa Pak Alfedri dan Pak Husni boleh,” tanya Afni.
Lalu Darwis menjawab perlakuan terhadap Alfedri -Husni berbeda karena masih menjabat bupati dan wakil bupati. Hal tersebut tidak masuk akal bagi Afni karena ia dan Alfedri juga sama-sama calon bupati.
“Bedanya apa, sesuai peraturan kami sama-sama calon kebetulan saja menjabat bupati dan wakil bupati. Karena itu marilah kita berprasangka elok, kecuali kami di sini memakai simbol-simbol kampanye, mengapa pak Alfedri dan Husni boleh, kenapa saya duduk dengan relawan saya tidak boleh,” ujar Afni.
Video perdebatan Afni dan Darwis pun menyebar luas dan memicu ketegangan di Buantan Besar. Bahkan rumah Darwis sempat didatangi untuk mempertanyakan kapasitasnya namun pihak Darwis memvideokan kembali kejadian ini dan terdengar anaknya menangis. Video ini juga diviralkan pihaknya dengan narasi Darwis didatangi preman.