Batam,(Antaranews Riau) - Menteri Koordinator bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pendaratan paksa yang dilakukan TNI AU terhadap pesawat Ethopia Air merupakan bukti bahwa TNI kuat.
"Ini menunjukan TNI tidak seperti yang dicitrakan, tidak punya kemampuan. TNI tidak kuat, itu sama sekali tidak benar," kata Luhut di Batam, Kepulauan Riau, Selasa.
TNI mampu mengontrol seluruh daerah tanpa keributan, ujarnya.
Baca juga: Otoritas Singapura Sempat Halangi TNI AU "force down" Ethiopian Air
Baca juga: TNI AU Jelaskan Alasan Pemaksaan Mendarat Pesawat Ethiopian Air
Pemerintah terus meningkatkan anggaran untuk TNI dan Polri demi meningkatkan profesionalitas kedua lembaga, tapi dilakukan bertahap," kata dia.
Menurut dia, kondisi Indonesia relatif aman hingga 10 sampai 15 tahun ke depan, sehingga tidak dibutuhkan perubahan yang sifatnya luar biasa.
Di tempat yang sama, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengaku telah memerintahkan jajarannya untuk memaksa pesawat asing itu mendarat.
Ia bercerita, menerima laporan dari jajarannya, ada pesawat yang diidentifikasi tidak dilengkapi dokumen resmi untuk terbang di wilayah Indonesia.
"Disampaikan ada pesawat tanpa dokumen yang masuk wilayah NKRI. Saya perintahkan 'force down'," kata dia.
Kemudian, pesawat yang lokasinya terdekat diperintahkan melakukan pencegatan (intercept), dan memaksa pesawat tersebut mendarat di Batam.
Ia menegaskan, pihaknya akan menegakkan aturan yang berlaku kepada pesawat dari dari Adis Ababa, Ethiopia tujuan Hongkong tersebut.
Pihaknya hingga kini masih menyelidiki motif pesawat itu memasuki wilayah Indonesia tanpa izin.
"Perkiraannya, mereka berpikir masuk saja ke Indonesia, radarnya tidak bisa tangkap," kata dia.
"Kami kirimkan nota protes. Kami tetap tegakkan aturan. Kami tindak sesuai aturan," tambah Panglima TNI.