Jakarta (Antarariau.com) - Pemerintah Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda memperkuat sinergi kerja sama dalam bidang keairan yang telah berlangsung lama dan terus berkembang, salah satunya terkait dengan pembangunan tanggul laut Jakarta.
Sekjen Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Anita Firmanti dalam rilis yang diterima di Jakarta, Senin, mengatakan, monitoring dan evaluasi bersama untuk memastikan MoU antara Indonesia-Belanda terkait hal tersebut telah berjalan, telah dilakukan melalui Joint Steering Committee (JSC) atau Sekretariat Bersama, guna mengetahui capaian, kendala dan tindak lanjutnya.
Selain itu, ujar dia, juga dilakukan pertemuan tahunan JSC yang dihadiri oleh masing-masing sekjen kementerian kedua negara dengan lokasi saling bergantian. Pada 13-14 November 2018, pertemuan JSC diselenggarakan di The Hag, Belanda.
Evaluasi dilakukan oleh tiga working group (WG) atau kelompok kerja, yang masing-masing membahas tiga topik berbeda yakni Manajemen Sumber Daya Air Terintegrasi (WG 1), Ketersediaan Air Untuk Pangan dan Ekosistem (WG 2) dan Ketersediaan Air dan Sanitasi (WG 3).
Dari pembahasan masing-masing WG, hasilnya disampaikan pada pertemuan pleno dimana dalam kesimpulan terdapat proyek yang sudah dalam tahapan implementasi yakni pembangunan tanggul laut Jakarta dimana sebagian yakni 4,5 kilometer telah dikerjakan. Kemudian terdapat dua proyek yang akan diimplementasikan pada awal 2019 yakni Semarang Water Management & Cultural Heritage dan Central Java North Coast Revitalisation.
"Dalam pertemuan JSC kali ini, disamping melakukan evaluasi pelaksanaan MoU juga dibahas mengenai persiapan perpanjangan MoU. Hal ini menjadi kesempatan untuk mempersiapkan diri supaya lebih fokus pada proyek-proyek dengan tingkat implementasi tinggi sehingga manfaatnya bisa dirasakan masyarakat Indonesia," kata Sekjen PUPR Anita Firmanti.
Sebagaimana diketahui, pembangunan tanggul laut Jakarta merupakan bagian dari masterplan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN) atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) diantaranya bertujuan untuk mengurangi risiko banjir, banjir rob dan mencegah penurunan permukaan air tanah kota Jakarta. Kegiatan NCICD merupakan kerjasama tiga negara yakni Pemerintah Indonesia, Belanda dan Korea Selatan.
Untuk tahap awal, NCICD akan difokuskan pada fase darurat yakni pembangunan tanggul laut sepanjang 20,1 kilometer yang menjadi titik kritis rawan banjir dan banjir rob.
Pembangunan tanggul fase darurat tersebut ditargetkan selesai tahun 2019, dengan pembagian tugas yakni tanggul sepanjang 4,5 kilometer dikerjakan oleh Kementerian PUPR dan selebihnya oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan partisipasi pihak swasta di daerah kritis tersebut.
Sebagian tanggul yakni 4,5 kilometer yang sudah selesai berada di Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing pada Juni 2018 sepanjang 2,2 kilometer dan di Kelurahan Muara Baru, Kecamatan Penjaringan pada Agustus 2018 sepanjang 2,3 kilometer.
Berita Lainnya
Indonesia-Belanda sepakat perkuat kerja sama sektor ketenagakerjaan
26 June 2021 16:01 WIB
BPBD sebut potensi pasang laut utara Jakarta diperkirakan capai 1,2 meter
24 January 2024 11:23 WIB
Lantamal III Jakarta pimpin gerakan bersih-bersih laut di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu
07 September 2022 13:12 WIB
Wah, permukaan air laut Jakarta Utara 1,5 meter di atas tanah
02 November 2019 22:40 WIB
Kenaikan muka air laut dan penurunan muka tanah ancam pesisir Jakarta, Semarang, dan Demak
25 July 2019 11:46 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB