Seorang Remaja Di Kuantan Singingi Selamat Dari Terkaman Buaya Ganas

id seorang remaja, di kuantan, singingi selamat, dari terkaman, buaya ganas

Seorang Remaja Di Kuantan Singingi Selamat Dari Terkaman Buaya Ganas

Ilustrasi

Pekanbaru,(Antarariau.com) - Seorang remaja laki-laki di Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau selamat dari terkaman buaya saat mandi di Sungai Batang, meski korban harus menderita luka hingga mendapat perawatan intensif.

"Korban berhasil selamat namun kaki bagian paha sebelah kanan harus dijahit akibat gigitan buaya," kata Kepala Bidang Wilayah II Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Mulyo Hutomo kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.

Ia mengatakan peristiwa kelam yang korban bernama Ali Suhadi terjadi pada Kamis (4/10) sore saat remaja itu mandi bersama rekan-rekannya di Sungai.

Mandi di Sungai merupakan hal yang biasa dilakukan oleh anak-anak di desa itu.

Menurut dia, insiden tersebut berawal ketika korban yang sedang mandi tiba-tiba muncul seekor buaya dan langsung menerkam kaki Ali. Buaya muara itu lantas menggigit korban di bagian paha sebelah kanan.

Korban yang terkejut kemudian mencoba melepaskan diri dari gigitan predator itu. Rekan korban dan warga yang melihat kejadian itu juga berupaya memberikan pertolongan semampu mereka. Beruntung, korban berhasil selamat dari gigitan buaya tersebut.

Mulyo menjelaskan dirinya akan segera menerjunkan tim guna merelokasi buaya dengan adanya insiden konflik manusia dan buaya tersebut.

Konflik antara manusia dan predator di Kuansing ini bukanlah yang pertama terjadi. Sebelumnya kejadian serupa terjadi di Rokan Hilir, dan di Kabupaten Kampar.

"Kita sedang menginventarisir kenapa buaya akhir- akhir ini marah dan menyerang manusia. Ada indikasi mengalami tekanan karena sungai tercemar logam berat," katanya.

Selain dugaan karena pencemaran logam berat di aliran sungai, BBKSDA Riau juga mengidentifikasi adanya penangkapan ikan di aliran sungai menggunakan alat tangkap setrum. Hal tersebut diduga kuat menjadi penyebab satwa bergigi tajam itu terganggu.

"Kita sudah turun ke lokasi untuk mempelajari sejumlah kasus yang terjadi. Kita berkomunikasi dengan aparat kecamatan dan desa, agar langkah yang kita lakukan terintegrasi , mengingat buaya tersebut memang berada di habitatnya," ujarnya.

Khusus kejadian terakhir di Kuansing, dia menjelaskan timnya telah berkoordinasi dengan aparat desa guan melakukan obervasi sebagai langkah awal untuk penyelidikan konflik tersebut.