Kabupaten Indragiri Hilir Pada Agustus 2018 Mengalami Deflasi Sebesar 0.53 Persen

id kabupaten indragiri, hilir pada, agustus 2018, mengalami deflasi, sebesar 053 persen

Kabupaten Indragiri Hilir Pada Agustus 2018 Mengalami Deflasi Sebesar 0.53 Persen

Antara Foto

Tembilahan, (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Indragiri Hilir, menyatakan bahwa Kota Tembilahan pada Agustus 2018 mengalami deflasi sebesar 0,53 persen atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 138,76 pada Juli 2018 menjadi 138,03 pada agustus 2018.

Kepala BPS Inhil, Hajid Hajiji, di Tembilahan, Senin mengatakan, deflasi di Kota Tembilahan pada Agustus 2018 terjadi karena adanya penurunan harga pada kelompok bahan makanan sebesar 1,79 persen dan kelompok sandang sebesar 0,63 persen.

"Penurunan IHK cukup signifikan terutaman terhadap kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi sebesar 1,79 persen dengan andil sebesar 0,52 persen, selanjutnya kelompok sandang yang mengalami deflasi sebesar 0,63 persen dengan andil 0,05 persen," tutur Hajid Hajiji.

Dia mengatakan, komoditas yang mengalami penurunan harga atau dominan memberikan andil terbesar terjadinya deflasi di Kota Tembilahan antara lain daging ayam ras, dengan andil sebesar 0,39 prersen, jengkol dengan andil sebesar 0,07 persen, bawang merah dengan andil sebesar 0,05 persen, buncis dengan andil 0,03 persen telur ayam ras sebesar 0,02 persen serta gabungan beberapa komoditas lain yang memberikan andil deflasi sebesar 0,07 persen.

Selanjutnya, komoditas penyumbang deflasi tertinggi dari kelompok sandang antara lain adalah emas dengan andil sebesar 0,06 persen, diikuti celana panjang jeans sebesar 0,005 persen. Sedangkan komoditas lainnya relatif stabil.

Selain deflasi, terdapat pula beberapa kelompok lainnya yang mengalami inflasi seperti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,13 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,01 persen.

"Selanjutnya kelompok kesehatan sebesar 0,16 persen, dan kelompok transpor komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,07 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan," paparnya.

Komoditas yang memberikan andil inflasi antara lain, serai, cabai merah, rokok kretek, ketimun, teri, kacang panjang, rokok putih dan lain-lain.

Hajid berharap, hasil pemantauan BPS Kabupaten Inhil terhadap sejumlah komoditas pasar ini dapat berguna bagi pengambil kebijakan maupun instansi terkait untuk kemudian dikendalikan dan dikelola agar tetap stabil.

Pada dasarnya, lanjut dia, inflasi dan deflasi bukanlah masalah besar, namun keduanya perlu dikendalikan agar tetap stabil. Karena jika terjadi kenaikan atau penurunan secara signifikan akan berpengaruh terhadap konsumen dan kondisi pasar.

"Untuk itu saya mengajak instansi terkait untuk menelusuri gejolak yang mempengaruhi naik turunnya harga suatu barang," ajaknya. (adv)