Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir gandeng BSIP tingkatkan produktivitas pertanian
Pekanbaru (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, bekerja sama Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian meningkatkan produktivitas pertanian dalam mendukung ketersediaan pangan di daerah itu dengan menerapkan standardisasi instrumen pertanian serta tetap berdasarkan kearifan lokal.
"Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan pangan mereka," kata Penjabat Bupati Indragiri Hilir Herman dalam keterangannya di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan selain untuk memenuhi kebutuhan pangan maka kerja sama dimaksudkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan daya saing ekonomi daerah pada bidang pertanian melalui standardisasi instrumen pertanian itu juga meliputi pengujian dan penerapan standar instrumen pertanian dan diseminasi standar instrumen pertanian.
Kerja sama yang tetap merujuk kearifan lokal termasuk pemanfaatan potensi dan kemampuan daerah sumber daya alam dan sumber daya manusia di bidang pertanian untuk pembangunan pertanian di Kabupaten Indragiri Hilir serta kegiatan-kegiatan lain yang disepakati oleh kedua belah pihak.
"Kabupaten Indragiri Hilir memiliki potensi pertanian yang besar bahkan lahan sawah di Indragiri Hilir menjadi terbesar di Provinsi Riau namun belum dimanfaatkan secara optimal," katanya.
Berdasarkan data, cakupan luas wilayah daratan Kabupaten Indragiri Hilir kini yaitu 1.160.597 hektare, sedangkan penggunaan lahan terluas adalah perkebunan 603.130 hektare. Dari luas daratan tersebut lahan yang berpotensi untuk sawah pasang surut adalah seluas 46.360 hektare.
Karena itu Pemda Indragiri Hilir katanya lagi, terus mendorong petani meningkatkan pertanaman padi dua kali dalam setahun. Selain itu, petani dilarang mengalih fungsikan lahan pertanian.
"Kami bahkan memprogramkan pengurusan asuransi pertanian untuk mengurangi resiko gagal panen dan mendorong petani untuk meningkatkan pertanaman," katanya.
Sebelumnya Kepala BSIP Kementrian PertanianFadjry Djufry mengapresiasi inisiasi kerja sama tersebut dan berharap dapat mengimplementasikan di lapangan.
"BSIP juga telah banyak menghasilkan produk-produk seperti varietas unggul tanaman pangan, perkebunan dan peternakan. Beberapa varietas yang dilepas dari Kabupaten Indragiri Hilir adalah Kelapa Sri Gemilang dan Manggis Ratu Tembilahan. Selain itu juga terdapat varietas padi lokal pasang surut Indragiri Hilir yang saat ini dalam proses pelepasan varietas," demikian Fadjry.
Kepala BSIP RiauSyannora Yuliasari menambahkan bahwa pemanfaatan standardisasi bidang pertanian sangat penting karena ke depan semua produk pertanian dari hulu sampai hilir harus terstandar dan tersertifikasi.
"Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan pangan mereka," kata Penjabat Bupati Indragiri Hilir Herman dalam keterangannya di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan selain untuk memenuhi kebutuhan pangan maka kerja sama dimaksudkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan daya saing ekonomi daerah pada bidang pertanian melalui standardisasi instrumen pertanian itu juga meliputi pengujian dan penerapan standar instrumen pertanian dan diseminasi standar instrumen pertanian.
Kerja sama yang tetap merujuk kearifan lokal termasuk pemanfaatan potensi dan kemampuan daerah sumber daya alam dan sumber daya manusia di bidang pertanian untuk pembangunan pertanian di Kabupaten Indragiri Hilir serta kegiatan-kegiatan lain yang disepakati oleh kedua belah pihak.
"Kabupaten Indragiri Hilir memiliki potensi pertanian yang besar bahkan lahan sawah di Indragiri Hilir menjadi terbesar di Provinsi Riau namun belum dimanfaatkan secara optimal," katanya.
Berdasarkan data, cakupan luas wilayah daratan Kabupaten Indragiri Hilir kini yaitu 1.160.597 hektare, sedangkan penggunaan lahan terluas adalah perkebunan 603.130 hektare. Dari luas daratan tersebut lahan yang berpotensi untuk sawah pasang surut adalah seluas 46.360 hektare.
Karena itu Pemda Indragiri Hilir katanya lagi, terus mendorong petani meningkatkan pertanaman padi dua kali dalam setahun. Selain itu, petani dilarang mengalih fungsikan lahan pertanian.
"Kami bahkan memprogramkan pengurusan asuransi pertanian untuk mengurangi resiko gagal panen dan mendorong petani untuk meningkatkan pertanaman," katanya.
Sebelumnya Kepala BSIP Kementrian PertanianFadjry Djufry mengapresiasi inisiasi kerja sama tersebut dan berharap dapat mengimplementasikan di lapangan.
"BSIP juga telah banyak menghasilkan produk-produk seperti varietas unggul tanaman pangan, perkebunan dan peternakan. Beberapa varietas yang dilepas dari Kabupaten Indragiri Hilir adalah Kelapa Sri Gemilang dan Manggis Ratu Tembilahan. Selain itu juga terdapat varietas padi lokal pasang surut Indragiri Hilir yang saat ini dalam proses pelepasan varietas," demikian Fadjry.
Kepala BSIP RiauSyannora Yuliasari menambahkan bahwa pemanfaatan standardisasi bidang pertanian sangat penting karena ke depan semua produk pertanian dari hulu sampai hilir harus terstandar dan tersertifikasi.