Jakarta, (Antarariau.com) - Kontingen Indonesia kembali berjaya di cabang olahraga pencak silat dengan menyabet enam medali emas, Rabu, sekaligus memastikan perolehan medali tuan rumah menembus angka 30 keping emas pada Asian Games 2018.
Pencapaian medali emas itu tidak saja spektakuler, tetapi menjadi sejarah luar biasa bagi Indonesia sepanjang keikutsertaan di ajang Asian Games sejak 1951. Sejarah ini agaknya bakal sulit diulang dalam beberapa perhelatan Asian Games ke depan.
Prestasi terbaik kontingen Merah Putih sebelumnya tercatat saat menjadi tuan rumah Asian Games ke-4 tahun 1962 dengan meraih 11 medali emas dan menempati peringkat kedua. Setelah itu, Indonesia tidak pernah lagi mencapainya dan baru 56 tahun kemudian mampu melampaui perolehan medali emas tersebut, meski dari sisi peringkat tidak sama.
Dengan 30 keping emas yang sudah dikumpulkan hingga pertandingan hari ke-11, tuan rumah Indonesia masih aman di peringkat keempat klasemen perolehan medali, di bawah China (102-66-50), Jepang (51-47-63), dan Korea Selatan (37-42-50).
Pencak silat benar-benar menjadi lumbung emas kontingen Indonesia dengan total menyabet 14 medali emas dari 16 nomor final yang di pertandingkan di Padepokan Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Bahkan, para pesilat Indonesia menyapu bersih enam emas nomor seni (tunggal, ganda, regu) putra dan putri.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) Prabowo Subianto mengaku bangga bisa berperan untuk bangsa dan negara melalui prestasi medali emas yang disumbangkan dari pencak silat.
"Atas nama bangsa Indonesia, saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung dan mendoakan atlet-atlet Indonesia, khususnya pencak silat," katanya.
Selain Prabowo Subianto, pertandingan hari terakhir cabang pencak silat dihadiri Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Presiden ke-5 Megawati Sukarnoputri, Ketua Kontingen Indonesia Syafruddin, dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.
Pemandangan menarik terjadi saat pesilat Hanifan Yudani Kusumah memeluk Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PB IPSI Prabowo Subianto secara bersama-sama di tribun kehormatan sembari berbalut bendera merah putih.
Peristiwa yang mendapat aplaus ribuan penonton itu berlangsung saat Hanifan merayakan kemenangan atas pesilat Vietnam, Thai Linh Nguyen, pada final nomor tanding kelas C putra (55-60 kg).
"Tidak ada pikiran lain-lain, spontan saja. Biar masyarakat tahu, mereka berdua tidak ada apa-apa. Realitanya kan mereka baik-baik saja. Tidak seperti di sosmed, perang sana-sini. Kelihatannya gak enak," kata Hanifan kepada wartawan.
Hanifan menjadi salah satu wakil Indonesia yang tampil pada enam nomor final. Selain Hanifan, masih ada Pipiet Kamelia (kelas D putri), Wita Wewey (kelas B putri), Sugianto (seni tunggal), Jampil Yola Primadona/Hendy (ganda putra), dan Pramudya Yuristya/Lutfi Nurhasanah/Gina Tri Lestari (regu putri).
Prestasi luar biasa pencak silat juga diapresiasi Presiden Joko Widodo yang mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto karena sukses mengomandani raihan 14 medali emas di Asian Games 2018.
"Selamat kepada teman baik saya, sahabat saya, Pak Prabowo Subianto selaku Ketua IPSI sekaligus mengomandani pencak silat dan sukses di Asian Games," ujar Jokowi usai menyaksikan laga final.
Menurut Presiden, dominasi medali emas di pencak silat juga tidak lepas dari doa dan dukungan rakyat Indonesia.
"Total 30 medali emas sampai hari ini dan semuanya untuk Tanah Air," ucapnya.
Selain tambahan enam medali emas dari pencak silat, kontingen Indonesia juga menambah medali perak dari cabang olahraga skateboard dua keping dan satu keping lainnya dari soft tenis.
Sedangkan medali perunggu disumbangkan dari paralayang nomor lintas alam putra dan putri, kurash kelas -63 kg putri, skateboard, dan soft tenis.
Sementara itu, persaingan tiga negara papan atas Asia, yakni China, Jepang dan Korea Selatan, dalam perburuan medali emas masih berlangsung.
Juara bertahan China yang sudah tidak mungkin terkejar di posisi teratas, menambah koleksi medali emas dari sejumlah cabang olahraga unggulan, seperti atletik, senam artistik, dan loncat indah.
Kemudian Jepang meraih emas dari paralayang, soft tenis, balap sepeda, dan juga atletik. Begitu juga Korsel, mendapat tambahan emas antara lain dari judo, balap sepeda track putra, dan soft tenis.
Dengan sekitar 100 medali emas tersisa yang diperebutkan hingga tiga hari ke depan sebelum penutupan, posisi empat negara teratas dalam daftar perolehan medali agaknya tidak berubah. Justru persaingan perebutan 5-10 yang masih ketat karena selisih perolehan medali emas yang tidak banyak.