Tembilahan, (Antarariau.com) - Selain menanam bibit kelapa, seluruh masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) diimbau agar memanfaatkan lahan tidur produktif dengan menanam komoditi lainnya, seperti sayur-sayuran dan padi.
Imbauan tersebut disampaikan Bupati Muhammad Wardan saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) ke-7 di Jakarta, Kamis.
Turut hadir dalam kegiatan yang mengangkat tema "Memperkuat Sinkronisasi Kebijakan Pusat dan Daerah Guna Mempercepat Infrastruktur dan Tata Niaga Pangan" ini, Presiden Republik Indonesia (RI), Joko Widodo beserta jajaran Kabinet Kerja, Kepala Daerah tingkat I dan tingkat II se-Indonesia.
Dikatakan Bupati, kehadirannya pada Rakornas kali ini sangatlah penting, dalam upaya sinkronisasi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, khususnya dengan tujuan penanganan inflasi di Kabupaten Inhil.
Apalagi menurutnya, Pemkab Inhil telah melakukan berbagai upaya guna menekan laju inflasi. Upaya nyata menekan laju inflasi, dikatakan Bupati, dilakukan pada sektor perkebunan kelapa dengan mengoptimalkan produktifitas.
"Pemerintah Kabupaten Inhil mengajak masyarakat petani untuk aktif memanfaatkan 'lahan tidur' produktif untuk ditanami bibit kelapa. Selain itu, komoditi lainnya juga diimbau untuk mereka tanam, seperti sayur-sayuran dan padi," ujarnya.
Maksud dan tujuan dari pemanfaatan lahan tersebut, diungkapkan Bupati adalah agar produk perkebunan yang dihasilkan dapat memenuhi cadangan kebutuhan masyarakat Inhil ke depan.
"Nah, ketika stok terjaga, stabilitas harga yang dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran di pasar pun akan terjaga sehingga laju inflasi akan tertahan," terangnya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo menyebutkan, pertumbuhan ekonomi merupakan suatu hal yang penting, namun menjaga tingkat inflasi adalah hal yang terpenting. "Saya kira dalam tiap pertemuan selalu saya sampaikan itu kepada Gubernur, Bupati, dan Wali Kota," katanya.
Lebih lanjut, Presiden mengucapkan rasa syukur karena angka inflasi di Indonesia selama periode 2017 terbilang rendah. Bahkan, angka inflasi pada periode itu disebut sebagai yang terendah sepanjang 7 tahun terakhir.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bank Indonesia (BI), rata-rata inflasi pada periode 2016 sampai Juli 2017 adalah sebesar 3,02 persen. Angka itu turun dari tahun 2015, yakni sebesar 3,35 persen. "Artinya, kita sudah masuk ke era inflasi rendah," tukasnya.
Atas capaian tersebut, Presiden mengapresiasi kinerja para Kepala Daerah, baik di tingkat I maupun pada tingkat II yang dinilai telah mengerti akan pentingnya menjaga laju inflasi.
Dihadapan para Kepala Daerah, Presiden menuturkan, salah satu kunci pengendalian inflasi yang mesti dilakukan, baik di tingkat pusat maupun daerah ialah, adalah penyediaan anggaran pengendalian harga agar dapat melakukan intervensi saat diperlukan. (Advetorial)