Selatpanjang (ANTARA) - Selain sagu dan kopi, Kepulauan Meranti memiliki potensi kelapa yang ditargetkan menjadi komoditas unggulan dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat.
Guna mewujudkan hal itu, Bupati Kepulauan Meranti, Muhammad Adil, Selasa, menemui sejumlah pihak di Jakarta membawa misi pengembangan kelapa di kabupaten paling bungsu di Riau tersebut.
Beberapa pihak yang ditemui, antaranya Dewan Kelapa Indonesia dan perwakilan Direktorat Jenderal Perkebunan. Selain itu, Adil juga menemui Direktur Eksekutif International Coconut Community (ICC), Dr Jelfina C Alouw di Gedung Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan.
Hasil pertemuan dengan Direktur ICC, Bupati H. M Adil mendapat tawaran investasi dari pebisnis asal Sri Lanka untuk pengembangan industri hilir kelapa di Kepulauan Meranti.
"Kita sangat berterimakasih dan mengapresiasi atas upaya dan perhatian yang diberikan oleh ICC dan juga Dekindo tersebut," kata Bupati Adil usai pertemuan.
Lebih lanjut dikatakannya, Pemkab Meranti saat ini terus menggesa berbagai macam fasilitas penunjang untuk memudahkan para petani kelapa yang ada di Meranti. Diantaranya dengan meningkatkan fasilitas jalan poros yang menjadi jalur utama untuk mengangkut hasil panen petani.
"Tentunya kita menargetkan ada industri hilir kelapa di Meranti. Jadi kelapa kita dapat meningkat nilai ekonominya," sebut Bupati.
Terkait tawaran dari ICC untuk mendatangkan investor Sri Lanka, Adil sangat berharap hal itu bisa terlaksana. Pemkab Meranti akan memberikan kemudahan dan membantu kepengurusan izin yang dibutuhkan bagi investasi hilir kelapa tersebut.
"Kita siap menyambut dan mempermudah investor yang masuk. Jangan takut berinvestasi di Meranti, kita jamin iklim usaha yang aman dan kondusif," katanya.
Lebih jauh Adil menilai, dengan adanya industri hilir kelapa di Meranti, bukan hanya meningkatkan nilai ekonomis tanaman nusantara itu saja. "Akan ada multiplier effect secara ekonomi, baik terhadap penyerapan tenaga kerja maupun pelaku UMKM di Meranti," tutur Bupati.
Kepala Dinas Pertanian Kepulauan Meranti, Ifwandi yang ikut dalam pertemuan itu menjelaskan, temu bisnis dengan investor asal Sri Lanka yang diinisiasi oleh ICC itu direncanakan berlangsung 26 Agustus mendatang.
"Kita berharap tidak ada kendala. Kita akan dampingi nanti melihat potensi kelapa dan komoditas lain di Meranti. Semoga ini berjalan lancar dan investasi itu benar-benarterlaksana," harapnya.
Untuk diketahui, saat ini perkebunan kelapa di Kepulauan Meranti tercatat seluas 32.515 hektare dengan rata-rata produksi mencapai 29.257 ton per tahun.