Pekanbaru, 25/6 (ANTARA) - Pemakaian listrik di Kota Pekanbaru meningkat sekitar 3 Megawatt (MW) pada malam hari selama berlangsungnya perhelatan akbar sepak bola Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan yang mulai digelar pada 10 Juni 2010.
"Rata-rata pada waktu beban puncak pukul 18.30 WIB hingga 20.00 WIB, pemakaian listrik sekitar 300 MW. Namun dua pekan terakhir terjadi grafik peningkatan pemakaian mencapai 303 MW untuk Kota Pekanbaru saja," ujar Manager PLN Cabang Pekanbaru, Ilham Santoso, di Pekanbaru, Jumat.
Dia menjelaskan, peningkatan pemakaian itu terjadi pada waktu- waktu tertentu pada malam hari atau pada saat sejumlah televisi swasta nasional menayangkan pertandingan siaran langsung Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Pihaknya menduga sebagian besar konsumen listrik yang ada di "Kota Bertuah", julukan bagi ibu kota provinsi Riau itu menyaksikan siaran langsung seperti pada pukul 18.30 WIB-20.30 WIB dan pukul 21.00 WIB-23.00 WIB.
Sedangkan pemakaian listrik di atas pukul 23.00 WIB hingga pagi hari cenderung berada dalam kondisi yang normal atau berada di bawah 300 MW.
"Warga Pekanbaru mungkin lebih memilih menonton di rumah masing-masing dengan mengaktifkan berbagai fasilitas pendingin ruangan karena gerahnya cuaca di malam hari sehingga meningkatkan pemakaian listrik, ketimbang menghadiri nonton bareng," jelasnya.
Meski demikian, PLN Cabang Pekanbaru tetap mengimbau kepada warga setempat agar tetap berhemat dalam menggunakan energi listrik karena kondisi kelistrikan di Riau dalam kondisi siaga, kendati tidak lagi terjadi pemadaman bergilir akibat kondisi alam atau gangguan pada mesin pembangkit.
"Untuk Pekanbaru kita mulai menerapkan bebas pemadaman bergilir, meski secara provinsi baru diterapkan sepenuhnya pada 30 Juni 2010. Tapi kami tetap berharap masyarakat menggunakan listrik seperlunya lebih produktif, bukan sebaliknya bersifat konsumtif," ujar Ilham.
Kepala Divisi Pembangkit PLN Indonesia Barat, Nasser Iskandar, menyatakan, kondisi kelistrikan di Riau sebagian besar dipasok dari jaringan sistem interkoneksi kelistrikan Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) sekitar 190 MW.
Riau sendiri hanya memiliki 120 MW dari dua pembangkit yang berada di provinsi itu yakni Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang di Kabupaten Kampar dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Teluk Lembu.
"Sedikitnya ada 80-90 MW listrik dari Sumbagut yang dipasok ke Riau, kemudian 100 MD dari Sumbagsel dan kekuarangannya dipasok dari sejumlah pembangkit yang ada di sistem kelistrikan di Sumatera Bagian Tengah (Sumbagteng) meliputi Jambi, Sumatera Barat dan Riau," jelasnya.