Retmon Bensal Putra
Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pemerintah Kota Pekanbaru Provinsi Riau mengusulkan penambahan pemasangan 10.000 jaringan gas (jargas) rumah tangga untuk Kecamatan Sukajadi, Marpoyan Damai dan Kecamatan Bukit Raya pada 2018.
"Ini baru usulan, kami masih tunggu realisasinya," ucap Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut di Pekanbaru, Senin.
Ingot menjelaskan bahwa hal tersebut adalah sebuah bentuk perwujudan terobosan menuju smart city melalui smart energy dan smart ekonomi di Kota Pekanbaru.
Ia menambahkan bahwa hal itu merupakan tindak lanjut dari program city gas di beberapa kota di seluruh Indonesia yang telah dilaksanakan semenjak 2015.
Lebih jauh ia mengatakan bahwa untuk wilayah Pekanbaru, program tersebut telah berjalan pada pertengahan tahun 2016 di Kecamatan Limapuluh. Pada pelaksanaannya sebanyak 3.713 rumah telah merasakan manfaat dari sambungan gas rumah tersebut.
Selanjutnya pada tahun 2017 dilanjutkan dengan Kecamatan Sail dan sebagian Pekanbaru Kota sebanyak lebih dari 3.000 sambungan lagi.
Ingot menilai bahwa penambahan 10.000 jaringan gas tersebut dinilai cukup penting mengingat kelangkaan gas melon yang masih juga terjadi di daerah itu. Ia berpendapat bahwa pihak Pemerintah Kota terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama dalam kuota gas.
Selain menggiatkan razia pada beberapa pangkalan dalam hal distribusi, pihaknya juga terus menyosialisasikan penyaluran gas tersebut agar dapat lebih tepat sasaran.
"Ini upaya agar penyaluran gas lebih tepat sasaran," imbuh Ingot.
Nantinya untuk urusan operasional, Pemerintah Kota Pekanbaru dan Pertagas Niaga menunjuk PT Sarana Pembangunan Pekanbaru (SPP) sebagai Operator. Ia mengatakan bahwa pihak Pemerintah Kota berharap agar pemanfaatan city gas tersebut dapat mendorong tumbuh kembangnya Industri rumah tangga masyarakat.
Terkait rencana tersebut, Ardi salah seorang warga Marpoyan Damai mengaku cukup antusias dalam menunggu realisasi jaringan gas kota tersebut. Pasalnya pria yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang sarapan tersebut mengaku cukup kesulitan dalam mendapatkan gas elpiji.
Bahkan tak jarang dirinya terpaksa membeli gas dengan harga mencapai dua kali lipat dari harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah.
"Kalau memang benar rencana tersebut, mudah-mudahan cepat realisasinya," ucap Ardi.***1***