Pekanbaru, (Antarariau.com) - Sampai saat ini proses relokasi Pedagang Kaki Lima di sepanjang Jalan Seroja, Jalan Alamuddinsyah dan Jalan Teratai Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, ke dalam Pasar Higienis Madani masih belum menemukan titik temu.
"Kami mau pindah asal ada kejelasan soal nasib kami nanti. Jumlah kami banyak, sedangkan kiosnya sedikit," ucap Hendrik salah seorang pedagang di Jalan Teratai, Kamis.
Hendrik menambahkan bahwa saat ini ia dan para pedagang lain masih bersikeras untuk berjualan di pinggir jalan lantaran kondisi pasar Higienis yang tidak representatif. Lebih jauh ia menuturkan bahwa pihak Pemerintah Kota Pekanbaru seolah dinilai tidak serius dalam merelokasi tempat berjualan mereka.
Kendati pihak yustisi dari Pemko Pekanbaru telah berulang kali memberikan peringatan, namun para pedagang harian tersebut mengaku bahwa mereka tidak punya pilihan lain selain bertahan di area tersebut. Lebih jauh Hendrik mengaku bahwa ia dan para pedagang lain telah setuju untuk mengikuti arahan dari pemerintah setempat. Namun demikian mereka menuntut sejumlah perubahan pada kondisi pasar yang terdiri dari dua bangunan tersebut.
"Tadi soal jumlah kios, sekarang soal kondisi bangunan yang sudah mulai rusak," kata Hendrik.
Dari pantauan Antara, pada dua bangunan yang terdiri dari dua lantai tersebut memang tampak sejumlah kerusakan pada dindingnya yang berlobang, selain itu, pada bagian belakang pasar tersebut telah ditumbuhi rumput. Hal lain yang juga menjadi alsan mengapa PKL masih enggan direlokasi adalah keberadaan sebuah tembok yang dinilai menutupi lokasi pasar higienis.
Menanggapi hal tersebut, Kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut mengaku bahwa pihaknya telah berulang kali mengimbau para PKL tersebut untuk bersedia direlokasi. Kendati demikian ia menilai bahwa proses relokasi tersebut membutuhkan bantuan dari berbagai pihak seperti Satpol PP dan Dinas Perhubungan. Ia menambahkan bahwa berbagai polemik yang terjadi saat ini bukanlah sebuah masalah besar.
"Tinggal tunggu kerjasama semua pihak. Untuk pengamanan butuh Satpol PP dan pengaturan lalu lintas dan parkir kami butuh bantuan dari Dinas Perhubungan," jelas Ingot.
Ia menambahkan bahwa berbagai upaya persuasif telah dilakukan sebelumnya. Bahkan semenjak bulan November 2017 pihaknya telah juga memberikan berbagai peringatan. Namun sayangnya sampai saat ini PKL di jalan Teratai, Seroja dan jalan Alamuddinsyah masih saja membandel.
Dari data yang dikumpulkan Disperindag, terdapat sekitar 400 PKL yang menempati tiga lokasi tersebut. Nantinya para pedagang akan ditempatkan di dua bangunan Pasar Higienis Madani.
Terkait dengan jumlah kios yang disediakan tidak sesuai dengan jumlah pedagang ayng akan direlokasi, Ingot menjelaskan bahwa ia telah berkoordinasi dengan pihak pengelola pasar Kodim Pekanbaru untuk dapat menampung kelebihan PKL nantinya.
Sebelumnya upaya relokasi tersebut telah membuahkan hasil pada 2016 silam, namun berselang beberapa bulan saja pasar yang pembangunannya menelan biaya hingga Rp2,7 miliar tersebut ditinggal penghuninya. Saat itu pedagang berdalih bahwa omzet mereka turun drastis manakala mengikuti arahan Pemko untuk bersedia direlokasi ke pasar Higienis tersebut.***4**
Oleh Retmon Bensal Putra
Berita Lainnya
Begini nasib sopir taksi penabrak pasutri di Bandara Soetta
29 March 2024 15:20 WIB
Pemilu 2024, Bupati Bengkalis : Satu suara tentukan nasib Indonesia
13 February 2024 17:34 WIB
Afrika Selatan bersumpah tak abaikan hak Palestina dalam menentukan nasib
27 January 2024 15:26 WIB
Beda nasib duo Manchester di Liga Inggris
17 September 2023 15:30 WIB
Ada angin segar usai Komisi I DPRD Meranti tanyakan nasib honorer ke BKN
29 July 2023 15:07 WIB
Akademisi: Putusan MK soal BPJS telah selamatkan nasib jutaan orang
18 October 2022 16:52 WIB
Penghapusan honorer dinilai picu keributan sosial
29 August 2022 17:32 WIB
Mencegah nasib guru honorer di Riau jadi pengangguran
19 June 2022 19:44 WIB