Jakarta (ANTARA) - Pekan Raya Jakarta (PRJ), yang lebih dikenal sebagai Jakarta Fair, merupakan ajang pameran sekaligus hiburan terbesar di Indonesia, yang menjadi bagian kehidupan masyarakat Jakarta.
PRJ tidak hanya menjadi pusat hiburan dan rekreasi, tetapi juga berperan signifikan dalam menggerakkan perekonomian Jakarta. Ajang ini menghadirkan berbagai macam produk dari berbagai sektor industri, mulai dari otomotif, teknologi, hingga produk-produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Bahkan, PRJ juga menawarkan berbagai hiburan seperti konser musik, pertunjukan seni, dan berbagai wahana permainan menarik lainnya. Mengingat besarnya perputaran uang di arena tersebut maka PRJ pun mampu menjadi roda penggerak perekonomian Jakarta, bahkan Indonesia.
Jakarta Fair yang berlangsung selama 33 hari, sejak 12 Juni sampai 14 Juli 2024, ini juga dapat memberikan pelajaran yang lebih berarti bagi peserta dan pemilik usaha yang terlibat di dalamnya, yakni saling tukar pengalaman dan memperluas jaringan.
Bukan hanya pertukaran antara pengunjung, melainkan juga setiap gerai di sana bisa saling memberikan pelajaran dan pengalaman bagaimana cara menjajakan produknya dan meningkatkan kualitas produk.
Antusiasme masyarakat terlihat dari padatnya pengunjung di setiap pintu masuk PRJ. Hal ini menjadi bukti bahwa Pekan Raya Jakarta berhasil memikat masyarakat untuk berkunjung di setiap tahunnya.
Transaksi Rp7,5 triliun
Pameran terbesar dan terlengkap se-Asia Tenggara, Jakarta Fair Kemayoran ini sukses membukukan transaksi Rp7,5 triliun dari 33 hari penyelenggaraan. Nilai ini sedikit naik dibandingkan tahun lalu, sebesar Rp7,3 triliun.
Transaksi tahun ini sebagian besar ditopang oleh banyaknya peserta dari otomotif, khususnya kendaraan listrik yang diminati pengunjung.
Acara yang digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-497 Jakarta ini diikuti sebanyak 2.550 tenant dan 1.550 stan serta menyerap puluhan ribu tenaga kerja.
Saat ini, Jakarta sebagai pusat aktivitas ekonomi, bisnis, dan pemerintahan, berperan besar dengan berkontribusi sebesar 17 persen terhadap perekonomian nasional.
Jakarta tetap tumbuh kuat dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan inflasi yang terjaga di tengah dinamika ekonomi global.
Sebagaimana dengan amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 tentang Daerah Khusus Jakarta (DKJ), Kota Jakarta kini bertransformasi menjadi pusat perekonomian nasional dan kota global.
Selama hampir 500 tahun, Jakarta telah melewati berbagai perubahan. Sinergi antara Pemerintah, badan usaha, dan elemen masyarakat lainnya membuat Jakarta terus berkembang menjadi megapolitan yang progresif.
"Pekan Raya Jakarta ini menjadi salah satu bukti pembangunan Kota Jakarta ke depan yang akan diarahkan sebagai kota global yang kompetitif dengan keunikan dan keragaman budaya," kata Sekretaris Daerah Joko Agus Setyono.
Selain itu, demi mewujudkan Jakarta sebagai pusat berbagai sektor yang penting dan rumah yang nyaman bagi masyarakat, Pemerintah berkomitmen menggerakkan lebih kencang lagi roda perekonomian setelah metropolitan ini tak lagi menyandang status sebagai Ibu Kota RI.
Wujudkan Jakarta kota bisnis
Ekonom Ibrahim Assuaibi menilai Pekan Raya Jakarta setiap tahunnya memberikan banyak peningkatan, mulai dari jumlah pengunjung, tenant, stan, pelayanan, hingga nilai transaksi.
PRJ dari tahun ke tahun masih menjadi buruan masyarakat Jakarta dan sekitar dalam mencari keperluan dengan harga yang menarik, meski harus membayar tiket masuk dan antre panjang.
Ramainya pengunjung di setiap tenant dan gerai di PRJ membuktikan adanya perputaran uang yang begitu besar. Bahkan, lahan parkir pun begitu penuh dengan ribuan motor dan mobil. Gambaran ini menjadi sinyal bagi Jakarta untuk melangkah lebih baik lagi pada masa depan.
"Sebagai kota modern, Jakarta akan dinantikan setelah bukan menjadi DKI. Setiap tahun ada acara PRJ, saya selalu melihat situasi yang luar biasa, apalagi mendekati hari akhir. Ini menarik bagi peminat, bahkan sampai malam," ujarnya.
Perekonomian Jakarta sejauh ini sudah cukup bagus, antara lain, terlihat dari jalan raya sekitar Jakarta yang setiap harinya banyak aktivitas perdagangan. Artinya, sektor jasa, manufaktur, hingga industri di Jakarta bergerak dinamis.
Jakarta juga sebagai barometer perekonomian Indonesia sehingga pada saat ekonomi negeri ini mengalami peningkatan signifikan, maka ikut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Segala aktivitas di lapangan, mulai dari sektor perdagangan, industri pengolahan, konstruksi, informasi dan komunikasi, serta jasa keuangan, hingga bisnis varian baru masih akan menjadi pilar penting penopang dan penggerak ekonomi Jakarta ke depannya.
Jakarta bisa menjadi kota bisnis bertaraf internasional karena memang didukung oleh kelengkapan saran, prasarana, hingga sumber daya manusia. Teknologi dan informasi yang berkembang pesat bakal mempercepat Jakarta dalam mewujudkan visinya.
Meski sebentar lagi tidak menyandang status sebagai Ibu Kota Indonesia, Jakarta masih akan tetap sebagai kota bisnis berkapitalisasi besar. Oleh karena itu, keberadaannya tetap menjadi magnet besar bagi puluhan bahkan ratusan ribu pencari kerja.
Beragam lapangan pekerjaan sebagai wujud Jakarta menjadi kota bisnis juga ditopang oleh banyaknya perusahaan yang berkantor pusat di Jakarta. Sumber daya manusia terbaik untuk memenuhi kebutuhan beragam sektor bisnis,
selama ini juga masih terkonsentrasi di kota besar ini.
Jakarta memang sejak lama menjadi incaran banyak orang yang ingin mencari pekerjaan memperbaiki nasibnya. Megapolitan ini dianggap menawarkan peluang kerja dan pendapatan lebih banyak dibanding kota lain meski biaya hidupnya juga tinggi.
Jakarta ibarat pusat cahaya yang mampu menggerakkan jutaan laron untuk mendekat ke titik-titik cahaya itu. Setiap tahun, puluhan ribu anak muda dari berbagai penjuru Indonesia berusaha keras memperbaiki masa depannya di Jakarta.
Seperti halnya yang dilakukan Riska (32) asal Bekasi. Sejak kuliah, dia sudah menginjakkan kaki ke Jakarta karena ia berniat bekerja di kerja kota besar ini.
Jakarta, menurut pelaku UMKM itu, merupakan salah satu kunci untuk bertahan sekaligus mengubah hidup lebih baik di masa depan.
Bagi Riska, "Jakarta Kota Bisnis" memang harus dipertahankan karena hingga hari ini masih menjadi harapan banyak orang untuk mengubah nasib.
Berita Lainnya
BPS catat harga gabah dan beras pada November mengalami penurunan
02 December 2024 16:27 WIB
BPBD catat ketinggian banjir rob sempat 40 centimeter pada Senin pagi
02 December 2024 16:18 WIB
BRK Syariah sabet penghargaan sebagai pionir digitalisasi pemerintah daerah
02 December 2024 16:15 WIB
Airlangga sebut inflasi dan pertumbuhan ekonomi landasan UMP 6,5 persen
02 December 2024 14:14 WIB
Pasukan Israel tak berhenti serang Lebanon selatan meski ada gencatan senjata
02 December 2024 13:34 WIB
Dietisien: Tempe merupakan produk nabati yang baik untuk jantung
02 December 2024 13:23 WIB
Kemenag tunggu undangan DPR soal pembahasan biaya penyelenggaraan haji
02 December 2024 12:47 WIB
Badan Gizi Nasional tinjau dapur penyedia makan bergizi di lanud
02 December 2024 12:34 WIB