Pekanbaru (ANTARA) - Timnas U-23 Indonesia akan kembali berlaga dalam partai penentuan Grup A ASEAN U-23 Championship 2025 melawan rival abadi Malaysia, Senin malam di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Ini bukan sekadar laga terakhir fase grup. Ini adalah laga hidup-mati yang mempertaruhkan nasib, harga diri, dan gengsi regional di hadapan puluhan ribu pendukung sendiri.
Setelah menyapu bersih dua laga awal kontra Brunei Darussalam dan Filipina dengan kemenangan meyakinkan, skuad Garuda Muda asuhan Gerald Vanenburg kini dihadapkan pada ujian sejati—Malaysia, musuh bebuyutan yang tak pernah mau kalah mudah.
Indonesia memimpin klasemen dengan enam poin, diikuti Malaysia dan Filipina yang sama-sama mengoleksi tiga poin. Namun Malaysia punya keunggulan selisih gol, membuat duel klasik ini jadi penentu siapa yang berhak melangkah ke semifinal.
Baca juga: Pelatih Timnas Nova Arianto akan persiapkan peta jalan menuju Piala Dunia U-17
“Saya ingin menang di setiap pertandingan, termasuk melawan Malaysia. Kami akan berjuang sampai akhir,” ujar Vanenburg tegas saat memimpin latihan tim di Senayan.
Malaysia sendiri datang dengan kepercayaan diri yang mulai pulih. Usai tumbang dari Filipina, mereka bangkit dengan kemenangan telak 7-1 atas Brunei. Namun tekanan menghadapi Indonesia di kandangnya sendiri adalah tantangan tersendiri.
“Indonesia adalah tim yang sangat bagus. Kecepatan dan kekuatan fisik mereka luar biasa. Beberapa pemainnya juga tampil matang karena bermain reguler di Liga 1,” puji pelatih Malaysia, Nafuzi Zain, yang mencoba realistis namun tetap menyimpan ambisi.
Sejarah mencatat, dalam lima pertemuan terakhir di level U-23, Malaysia unggul tipis 3-2 atas Indonesia, termasuk kemenangan dramatis 2-1 di semifinal edisi 2023. Tapi kali ini, atmosfer kandang dan performa solid Indonesia menjadi kekuatan baru.
Baca juga: Jadwal lengkap pertandingan timnas U-17 Indonesia kontra Korea Utara malam nanti
Malaysia diprediksi tampil menyerang demi kemenangan. Dengan skema 4-4-2 dan andalan seperti Fergus Tierney dan Haqimi Azim di lini depan, mereka siap menyulitkan lini belakang Indonesia.
Bagi Garuda Muda, hanya kemenangan yang bisa menjamin tiket ke semifinal tanpa hitung-hitungan. Hasil imbang bisa cukup, tapi tetap bergantung pada selisih gol dengan Filipina.
Turnamen ini juga jadi momen bersejarah: untuk pertama kalinya Indonesia menjadi tuan rumah ASEAN U-23. Status yang jadi kebanggaan, tapi juga membawa tekanan besar.
Kemenangan atas Malaysia akan jadi lebih dari sekadar tiket ke empat besar. Itu akan jadi simbol kebangkitan, pembuktian, dan mungkin langkah awal menuju gelar juara—seperti yang pernah diraih di Kamboja pada 2019.
Satu malam, satu pertandingan, satu peluang emas. Garuda Muda harus terbang tinggi, atau jatuh dalam derbi yang tak pernah biasa.