Pekanbaru (Antarariau.com) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengakui tidak mengalokasikan anggaran untuk Kebun Binatang Kasang Kulim, meskipun mayoritas satwa yang berada di lembaga konservasi itu titipan mereka.
"Dari kita tidak ada anggaran seperti itu. Mereka mandiri, dari (penjualan) tiket masuk," kata Pelaksana Tugas Kepala BBKSDA Riau, Haryono di Pekanbaru, Selasa.
Haryono menuturkan tidak ada kewajiban pemerintah untuk mengalokasikan anggaran kepada kebun binatang Kasang Kulim, meskipun mayoritas satwa di tempat itu adalah titipan dari BBKSDA Riau.
Ia menjelaskan peran BKSDA Riau adalah melakukan pembinaan dan pengawasan serta evaluasi. Pembinaan dan pengawasan tersebut termasuk pada pemeriksaan kelayakan kandang, penyediaan dokter hewan, pakan, serta manajemen.
"Misalnya dimanajemen, perlu ada catatan silsilah satwa liar itu," tuturnya.
Lebih jauh, ia menuturkan Kebun Binatang Kasang Kulim adalah mitra, dan memiliki hak serta kewajiban untuk dipenuhi.
Diantaranya adalah hak untuk menerima koleksi satwa serta wajib menerima jika dititipi satwa hasil sitaan, rampasan maupun penyerahan dari BBKSDA Riau.
"Karena pemerintah tidak selalu memiliki dana. Dengan bermitra itu membantu kegiatan konservasi," tuturnya.
Kebun Binatang Kasang Kulim yang berlokasi di Kabupaten Kampar, namun lebih dekat dijangkau dari Kota Pekanbaru dibanding Bangkinang, ibu kota Kabupaten Kampar itu menarik perhatian beberapa waktu terakhir.
Sejumlah foto satwa, seperti rusa Timor (Cervus timorensis), Beruang, Kuda dan Urang Utan terlihat dalam kondisi memprihatinkan. Foto-foto hewan itu tersebar di media sosial dalam beberapa waktu terakhir dan menjadi perbincangan hangat netizen.
Rusa Timor misalnya, dalam foto yang tersebar di media sosial jelas terlihat lesu dengan tulang-tulang yang tampak jelas menyembul dibalik kulitnya. Rusa itu juga terlihat lesu dan bersandar diatas tanah.
Hal tidak jauh berbeda tergambar pada foto kuda. Tulang bagian perut terlihat jelas dibalik kulit satwa tersebut. Berbeda dengan beruang, kondisinya tampak lebih berisi namun dalam kandang yang kurang representatif. Serta Urang Utan yang terlihat sangat gemuk dan tidak bersemangat.
Menanggapi foto-foto tersebut, Haryono tidak membantah atau membenarkan. Dia hanya menjelaskan bahwa foto-foto satwa yang tersebar itu tidak identik dengan kondisi yang sekarang.
Sementara itu, pengelola Kebun Binatang Kasang Kulim, Laskar Jaya Permana mengaku selama ini pihaknya selalu berupaya menutupi biaya operasional melalui penjualan tiket. Setiap bulan, Kebun Binatang Kasang Kulim harus mengeluarkan biaya sebesar Rp50 juta.
Biaya sebesar itu diperuntukkan bagi kesejahteraan 150 ekor satwa, baik dilindungi maupun tidak yang berada di Kebun Binatang Kasang Kulim tersebut.
"Biaya khusus untuk satwa itu 50 persen, sisanya untuk operasional lain serta gaji karyawan," tuturnya.
Selama ini, dia menuturkan pengelola Kasang Kulim lebih sering kekurangan pemasukan, sehingga secara pribadi dia menuturkan harus menutupi biaya yang dibutuhkan.
Namun, dia memastikan tidak ada satwa yang terlantar meskipun selalu kesulitan anggaran. Dia memastikan bahwa seluruh satwa yang berada di Kasang Kulim dalam kondisi sehat dan jauh dari kata, tidak sejahtera.
Berita Lainnya
Ada beras 5 kg bertuliskan Alfedri-Husni dibagikan saat kampanye, ini kata Bawaslu Siak
19 November 2024 22:08 WIB
Ini kata praktisi hukum terkait dugaan pemerasan oleh dua oknum wartawan di Inhil
27 October 2024 10:32 WIB
PLN Electric Run banyak diapresiasi, Begini kata para juara
07 October 2024 16:11 WIB
Video harimau Sumatera di jalan viral, ini kata BBKSDA Riau
11 July 2024 17:07 WIB
Terkait masa jabatan Alfedri dihitung sudah dua periode, ini kata Ketua KPU Siak
30 May 2024 0:02 WIB
Kopi Liberika Rangsang dan Sagu Meranti berpotensi mendunia, ini kata Budi Argap
29 May 2024 16:47 WIB
Disebut nihil solusi terkait antrean, ini kata Kadishub Bengkalis
15 April 2024 22:03 WIB
Ini kata Klopp saat Liverpool imbang 2-2 lawan MU
08 April 2024 4:13 WIB