Siak (Antarariau.com) - Patung Diorama yang ada di ruang depan Istana Siak, Kabupaten Siak, Riau ada yang mencoba membakarnya hingga menyebabkan sebagian pakaian dan tirai terbakar, Senin.
Terbakarnya patung diorama tersebut diduga dilakukan oleh orang tidak dikenal yang menyusup ke dalam istana Siak. Kondisi ini pertama kali diketahui penjaga setelah api mulai membakar tirai dan patung diorama.
"Untung api cepat dipadamkan oleh penjaga istana Siak, sehingga yang terbakar hanya pakaian belakang (punggung) patung dan tirai merah," kata Kabag Hukum Setdakab Siak, Jon Effendi saat ditanyai di Istana Siak, Senin.
Baca juga: Gubri Kecam Pembakaran Istana Siak
Kejadian terbakarnya patung tersebut diduga siang tadi sekitar pukul 14.30 WIB.
Hingga Senin sore, pihak kepolisian, dinas pariwisata, satpol PP masih berada di dalam istana untuk melakukan olah tempat kejadian perkara.Mereka menutup semua pintu dan masih belum membolehkan umum masuk.
Saat ini masyarakat setempat maupun pengunjung masih ramai memadati istana Siak menunggu informasi lebih detail dari pihak kepolisian.
Baca juga:Sekda Ungkap Hanya Sebagian CCTV Istana Siak Yang Berfungsi
Istana Siak Sri Indrapura atau disebut juga "Istana Matahari Timur", merupakan kediaman resmi Sultan Siak yang mulai dibangun pada tahun 1889, yaitu pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim. Istana ini merupakan peninggalan Kesultanan Siak Sri Inderapura yang selesai dibangun pada tahun 1893.
Kompleks istana ini memiliki luas sekitar 32.000 meter persegi yang terdiri dari empat istana yaitu Istana Siak, Istana Lima, Istana Padjang, dan Istana Baroe. Istana Siak sendiri memiliki luas 1.000 meter persegi.
Istana Siak memiliki arsitektur bercorak Melayu, Arab, dan Eropa. Bangunannya terdiri dari dua lantai. Lantai bawah dibagi menjadi enam ruangan sidang: Ruang tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, satu ruangan di samping kanan adalah ruang sidang kerajaan, juga digunakan untuk ruang pesta.
Lantai atas terbagi menjadi sembilan ruangan, berfungsi untuk istirahat Sultan serta para tamu istana. Di puncak bangunan terdapat enam patung burung elang sebagai lambang keberanian Istana. Sementara pada halaman istana masih dapat dilihat delapan meriam menyebar ke berbagai sisi-sisi halaman istana, kemudian di sebelah kiri belakang istana terdapat bangunan kecil yang dahulunya digunakan sebagai penjara sementara.