Tim BKSDA Riau Akan Evakuasi Harimau Pemangsa Manusia Di Inhil

id tim bksda, riau akan, evakuasi harimau, pemangsa manusia, di inhil

Tim BKSDA Riau Akan Evakuasi Harimau Pemangsa Manusia Di Inhil

Pekanbaru (Antarariau.com) - Tim gabungan yang dipimpin Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Riau akan mengevakuasi harimau Sumatera (panthera tigris sumatrae), setelah satwa liar itu memangsa seorang karyawati PT Tabung Haji Indo Plantation di Desa Tanjung Simpang Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir.

"Kita sudah mengirim tim ke lokasi, dan intinya kita sudah membicarakan akan evakuasi harimau itu karena sudah jelas terjadi konflik dengan manusia di sana," kata Humas BBKSDA Riau, Dian Indriati, kepada Antara di Pekanbaru, Kamis.

Nasib malang menimpa Jumiati, pegawai PT Tabung Haji Indo Plantation (THIP) pada Rabu (3/1) yang diterkam oleh harimau saat bekerja di area konsesi perusahaan kelapa sawit itu. Perempuan berusia 33 tahun itu tewas dengan kondisi mengenaskan saat bekerja di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State.

Tim gabungan untuk penyelesaian konflik itu terdiri dari BBKSDA Riau, WWF, PKHS, Forum Harimau Kita dan pihak perusahaan. Ada dua tim yang diterjunkan ke lokasi konflik dengan tugas yang berbeda.

Tim pertama yang berangkat lebih dulu bertugas untuk menenangkan masyarakat dan mengidentikasi posisi harimau di sekitar lokasi kejadian. "Tim kedua akan berangkat pada siang atau sore ini untuk memasang perangkap di lokasi," katanya.

Tim tersebut juga berawakan dokter hewan untuk mengidentifikasi harimau ketika sudah berhasil ditangkap. Setelah itu, baru akan diputuskan apakah satwa belang itu dilepasliarkan ke habitatnya lagi ke hutan atau harus direhabilitasi.

"Ketika harimau sudah melukai manusia, maka tim medis yang menentukan akan dilepasliarkan lagi atau ke rehabilitasi," ujarnya.

Menurut dia, lokasi kejadian di konsesi PT THIP lokasinya sangat jauh dan akses transportasi sangat terbatas. Tim berangkat dari Kota Pekanbaru menempuh tujuh jam perjalanan darat ke Kota Tembilahan, Ibu Kota Kabupaten Indragiri Hilir, kemudian melanjutkan perjalanan dengan kapal cepat ke konsesi perusahaan.

Di dalam konsesi tersebut, tim juga harus menggunakan sampan melalui kanal dan melanjutkan dengan sepeda motor.

BBKSDA Riau belum bisa memastikan dari mana harimau liar itu berasal. Di dekat area konsesi memang ada hutan yang dilindungi yang dibatasi oleh sungai. Area tersebut berjarak sekitar 30 hingga 40 kilometer dari Hutan Suaka Margasatwa Kerumutan yang menjadi habitat harimau Sumatera.

Sementara itu, Kapolres Indragiri Hilir AKBP Christian Rony Putra mengatakan peristiwa tragis itu terjadi saat tiga orang karyawati Eboni Estate, masing-masing Jumiati (33) Yusmawati (33) dan Fitriyanti (40) sedang melakukan pendataan pohon sawit yang terserang hama ganoderma.

Saat konsentrasi bekerja, tiba-tiba seekor harimau menampakkan diri. Terkejut dengan kehadiran binatang buas itu, ketiga karyawati berusaha menyelamatkan diri dengan memanjat pohon sawit yang berbeda-beda.

Satwa hutan yang sempat menghilang, tiba-tiba muncul kembali dan melompati korban Jumiati yang berada atas pohon sawit.

"Kaki korban berhasil digigit sehingga mengakibatkan korban terjatuh. Setelah bergumul selama 15 menit, harimau tersebut, berhasil mencengkeram bagian belakang leher korban sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia," kata Christian.