Siak (Antarariau.com) - Kementerian Komunikasi dan informatika menyarankan pada Pemerintah Kabupaten Siak untuk mengembangkan etnik dan budaya melayu melalui program kota pintar atau "Siak Smart City".
"Saya melihat semua usulan berbasis teknologi, padahal tidak harus semua menggunakan teknologi. Sungai Siak ini sebagai kekayaan alam, dan jalur perdagangan yang membelah kota, tentunya sangat layak untuk dikemas dalam mendukung smart city," kata pemateri Bimtek Smart City dari Kemenkominfo, Samsul Arif di kantor Bupati Siak, Rabu.
Dia mengatakan, untuk mewujudkan "Siak smart city" tidak harus mengunakan teknologi informasi semata, namun juga dapat dengan memanfaatkan seluruh aspek dan potensi, baik dari alam sekitar ataupun budaya lokal.
Samsul Arif jelaskan, dalam mendorong dunia kepariwisataan Kabupaten Siak agar lebih maju kedepannya, bisa dimasukkan dalam "smart branding". Dengan membuat event wisata yang mampu menarik lebih banyak wisatawan untuk datang
"Misalnya lomba memancing untuk melestarikan ekosistem yang ada di sungai Siak, dalam hal ini masyarakat dilibatkan untuk gerakan tabur benih ikan patin ke sungai Siak," kata dia.
Selain itu bisa juga dengan memberikan pemahaman pada masyarakat dan wisatawan terhadap lingkungan terutama daerah aliran sungai Siak. Menurutnya ini bisa menjadi daya tarik para pengunjung.
"Namun saya mengapresiasi usulan-usulan yang disampaikan peserta Bimtek smart city," katanya lagi.
Dia katakan, banyak aspek yang perlu diperhatikan agar sebuah daerah bisa menjadi kota pintar. Adapun aspek utama dari smart city adalah pintar pemerintahan, teknologi, infrastruktur, bidang kesehatan, mobilitas, pembangunan, energi dan masyarakatnya.
"Aspek tersebut menuntut setiap kota di Indonesia untuk menunjukan prestasinya menjadi Smart City masa depan," jelasnya.
Terkait saran Kemenkominfo untuk mengembangkan etnik melalui program Smart City, Syamsurial Bakar selaku perwakilan dari tokoh masyarakat kecamatan Mempura juga menyarankan agar Pemda membenahi kultur budaya Melayu yang sangat etnik dan beragam, karena sangat bisa dijual.
"Seperti membuat bangunan untuk tujuan wisata, tetapi tidak meninggalkan khas Melayu Siak tempo dulu. Kita kemas menjadi penginapan bagi wisatawan, namun pelayanannya sekelas hotel bintang, saya rasa ini dapat menambah pemasukan bagi daerah," saran dia.
Syamsurial mencontohkan seperti di Yogyakarta, sebagai kota yang kental dengan budaya. Dimana setiap hotel wajib bernuansa suku Jawa Yogyakarta, baik itu berupa asesoris hotel, pakaian resepsionis, makanan, hingga musik yang disuguhkan ke pengunjung bernada Jawa.
"Karena wisatawan asing suka sekali dengan sesuatu bernuansa etnik seperti itu. ini juga dapat kita kembangkan di Siak," ucapnya.
Berita Lainnya
Begini saran psikolog untuk ciptakan suasana libur akhir tahun di rumah saja
13 December 2021 13:12 WIB
Begini Saran Wabup Siak Untuk Pengelola Wisata Danau Naga Sakti
15 August 2017 15:50 WIB
Wujudkan pelayanan publik prima, Pemda Meranti kembangkan konsep smart city
28 March 2022 19:26 WIB
Cagub Riau Firdaus Sebut Koperasi Bagian dari Konsep Smart City Madani
16 April 2018 17:40 WIB
Wali Kota Se-Sumatera Kagumi Konsep Smart City Pekanbaru
06 February 2018 10:35 WIB
Aplikasi Trafi Tawarkan konsep Smart Mobility Perkotaan
26 May 2016 9:28 WIB
Hongkong Tawari Indonesia Konsep "Smart City"
30 November 2014 10:50 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB