"Semuanya ada disini, perpaduan antara pembangunan dan kebudayaan berjalan harmonis," ucap Mahyeldi.
Hal tersebut ia sampaikan terkait dengan pemaparan Wali Kota Pekanbaru Firdaus tentang program Smart City Madani dalam pembukaan MUSKOMWIL 1 APEKSI 2018. Mahyeldi menilai bahwa penunjukkan Kota Pekanbaru sebagai tuan rumah sudah tepat, mengingat berbagai terobosan dalam bidang smart city terus digenjot oleh Pemko Pekanbaru.
Lebih jauh Mahyeldi menyebutkan bahwa perpaduan antara budaya Melayu yang masih sangat kental di Pekanbaru dengan perkembangan teknologi seolah menjadikan kota tersebut modern namun tetap berakhlak. Inilah yang menjadi salah satu hal yang patut dicontoh oleh para peserta APEKSI lainnya.
Hal lainnya yang tak luput dari perhatian Mahyeldi adalah pembangunan infrastruktur dari Kota Pekanbaru. Dalam hal ini Mahyeldi berpendapat bahwa Pekanbaru cukup sukses dalam hal pembangunan dan penataan kota. Baginya penataan kota tersebut adalah hal yang penting. Pasalnya, ia berpendapat bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat juga berkaitan dengan bagaimana pemerintah daerah mengatur peta persebaran pembangunan. Tentu hal terseut dirasa sesuai dengan tema MUSKOMWIL 1 APEKSI yaitu "Persiapan Pemerintah Daerah Dalam Rangka Menjaga Keberlanjutan Program Pembangunan Daerah".
"Kalau dalam suatu lokasi isinya penjual semua tentu akan menjadi masalah. Inilah yang kemudian menjadi salah satu bukti keberhasilan Pemerintah Kota Pekanbaru dalam hal penataan pembangunan tersebut," jelas Mahyeldi kemudian.
Hal senada juga disampaikan Wali Kota Solok Zul Elfian. Kepada Antara Zul Elfian menuturkan bahwa banyak hal yang dapat ia ambil dari pertemuan kali itu. Pria yang akrab dipanggil Zul tersebut mengaku bahwa kota yang ia pimpin saat ini tengah berupaya untuk menerapkan teknologi dalam setiap lini kehidupan masyarakat. Oleh karena itu ia menilai bahwa Pekanbaru dinilai sangat pas didapuk sebagai tuan rumah dari pertemuan kepala daerah dari lima Provinsi di Pulau Sumatera.
Salah satu hal penting yang rencananya akan dicoba terapkan di daerah yang terkenal dengan produksi berasnya tersebut ialah konsep "Smart City Madani". Baginya "Smart City Madani" tersebut adalah sebuah terobosan yang konkrit dalam suatu pemerintahan. Tentang bagaimana Pemerintah Kota Pekanbaru menyesuaikan penerapan teknnologi yang disesuaikan dengan budaya Melayu.
"Smart City Madani menurut saya adalah sebuah terobosan penting dalam pelayanan masyarakat. Adaptasi teknologi adalah sebuah keharusan, namun budaya jangan ditinggalkan," tutup Zul Elfian.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Pekanbaru Firdaus mengaku bahwa keberhasilan yang diraih pemerintah kota adalah hasil kerja keras semua pihak. Ia menuturkan bahwa pemerintah daerah sebagai pelaksana hanyalah melakukan tugasnya dalam hal pelayanan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini kesejahteraan tersebut ia nilai bukan hanya dari materi, namun juga terkait pelayanan yang diterima oleh warga Pekanbaru.Salah satu hal penting yang rencananya akan dicoba terapkan di daerah yang terkenal dengan produksi berasnya tersebut ialah konsep "Smart City Madani". Baginya "Smart City Madani" tersebut adalah sebuah terobosan yang konkrit dalam suatu pemerintahan. Tentang bagaimana Pemerintah Kota Pekanbaru menyesuaikan penerapan teknnologi yang disesuaikan dengan budaya Melayu.
"Smart City Madani menurut saya adalah sebuah terobosan penting dalam pelayanan masyarakat. Adaptasi teknologi adalah sebuah keharusan, namun budaya jangan ditinggalkan," tutup Zul Elfian.
Lebih jauh Firdaus menjelaskan bahwa dalam MUSKOMWIL 1 APEKSI tersebut pihaknya juga akan belajar berbagai keunggulan dari Pemerintah Kota lain yang hadir dalam perhelatan tersebut.
"Ada 24 Walikota dari lima Provinsi yang hadir. Tentu banyak hal yang akan didapat dari MUSKOMWIL 1 APEKSI ini," kata Firdaus. (ADV)