Pekanbaru (Antarariau.com) - Kepolisian Resor Kota Pekanbaru menyatakan temuan mayat di Bandara Sultan Syarif Kasim II pada Jumat (20/10) lalu diduga dibunuh karena terdapat beberapa tanda kekerasan akibat benda tumpul pada bagian tubuh korban Firzha Hendratno (22).
"Dari hasil otopsi terdapat tanda kekerasan benda tumpul di bagian belakang kepala korban," kata Kepala Polresta Pekanbaru, Kombes Pol Susanto di Pekanbaru, Selasa.
Korban sebelumnya ditemukan tewas di dalam mobilnya di parkiran Bandara. Di dekatnya juga terdapat alat penyemprot serangga, namun kata kapolres itu bukanlah merupakan penyebab korban meninggal.
"Baygon itu hanya sampai tenggorokan korban tidak sampai ke lambung. Artinya itu diminumkan setelah korban meninggal dunia," ungkapnya.
Hingga saat ini, lanjut Kapolres, pihaknya sudah membentuk tim guna mengungkap kasus tersebut. Pihaknya juga sudah memeriksa rekaman CCTV di bandara untuk mengetahui itu siapa orang terakhir yang bersama korban.
Saat ditemukan tewas, kondisi korban leher korban terlilit lakban di dalam mobil Kijang Inova yang di pinjamnya dari Jayanto Idris (22) selama tiga hari.
Dari keterangan saksi Jayanto Idris korban bawa mobil dari rumah saksi yang berada di Jalan Paus.
Selanjutnya saksi meminta bantuan kepada sepupu korban, Idom, seorang anggota Brimob untuk mencari korban. Kemudian Idom melakukan cek pos keberadaan telepon seluler korban.
Pada Jumat (20/10) sekitar pukul 10.00 WIB Idom memberitahukan hasil cek pos tersebut kepada Jayanto Idris bahwa posisi terakhir korban ada di Bandara SSK II Pekanbaru.
Selanjutnya Jayanto Idris bersama temannya tiga temannya langsung pergi mengecek ke bandara. Lalu korban ditemukan Mobil Kijang Inova di pakiran dan setelah diintip dari kaca terlihat korban diikat dengan lakban.