Pekanbaru (Antarariau.com) - Bank Indonesia mengungkapkan adanya perlambatan kinerja keuangan Pemprov Riau dalam realisasi pendapatan dalam APBD 2017 hingga triwulan II-2017.
Dalam kajian ekonomi regional Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau yang diterima Antara di Pekanbaru, Senin, diungkapkan bahwa untuk 2017, total rencana pendapatan dan belanja Provinsi Riau secara berurutan mencapai Rp8,85 trilun dan Rp11 triliun. Jumlah itu meningkat dibandingkan 2016.
Namun, BI menyoroti perkembangan realisasi APBD Riau hingga triwulan II-2017 secara umum lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama pada 2016. "APBD merupakan tolak ukur penting keberhasilan suatu daerah dalam meningkatkan potensi perekonomian daerah," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Riau, Siti Astiyah.
Hingga Juni 2017, pendapatan daerah Riau terealisasi Rp3,56 triliun (40,15 persen), di mana realsiasi pendapatan ini menurun dibandingkan periode yang sama pada 2016 yang mencapai 43,02 persen. Porsi pendapatan Riau paling banyak berasal dari dana perimbangan 57,80 persen, diikuti oleh Pendatan Asli Daerah (PAD) 42,17 persen dan lain-lain pendapatan yang sah 0,04 persen.
Apabila ditelaah lebih dalam, menurunnya realisasi pendapatan Provinsi Riau pada triwulan II-2017 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, didorong oleh menurunnya realisasi PAD, yang hanya terealisasi Rp830 miliar atau secara persentase sebesar 22,24 persen dari total yang dianggarkan.
"Jumlah ini jauh menurun dibandingkan dengan realisasi pada triwulan II-2016 yang mencapai Rp1,28 triliun atau 36,62 persen dari total yang dianggarkan," ujar Siti Astiyah.
Penurunan terjadi pada pos pendapatan pajak daerah yang hanya terealisasi sebesar Rp761 miliar atau secara persentase sebesar 25,4 persen. Jumlah ini jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada 2016, yang tercatat sebesar Rp993 miliar atau secara persentase sebesar 35,89 persen dari total yang dianggarkan.
Selain itu, penurunan juga terjadi pada pos pendapatan lain PAD yang sah yang hanya terealisasi sebesar Rp66 miliar, atau secara persentase hanya sebesar 13 persen. Pencapaian ini jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada 2016, yang terealisasi sebesar Rp282 miliar atau secara persentase sebesar 56,24 persen.
Realisasi pendapatan Provinsi Riau pada triwulan II-2017 dimaksud juga masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan realisasi pendapatan pada triwulan II-2015 yang mencapai 43,21 persen.
Realisasi pendapatan APBD Provinsi Riau hingga triwulan II-2017 didominasi oleh pendapatan yang berasal dari dana perimbangan keuangan, yang notabene adalah dana bantuan keuangan dari pemerintah pusat, sedangkan realisasi PAD masih rendah," ujarnya.