Sembilan Gajah Sumatera Mati Di Riau

id sembilan gajah, sumatera mati, di riau

Pekanbaru, 11/12 (ANTARA) - Selama tahun 2009, sebanyak sembilan gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) ditemukan mati akibat perburuan dan konflik dengan manusia di Provinsi Riau. Berdasarkan data WWF Riau yang diterima ANTARA di Pekanbaru, Jumat, kasus perburuan satwa dilindungi itu pertama menimpa gajah jinak yang dipelihara Pusat Pelatihan Gajah (PLG) Minas, Kabupaten Siak pada Mei lalu. Dua gajah malang, bernama Tomi dan Rege mati tanpa gading setelah sebelumnya diracun di padang penggembalaan. Sedangkan, tujuh kasus kematian gajah terjadi di dalam areal perusahaan perkebunan akasia. Lima kasus kematian gajah terjadi di konsesi PT Rimba Peranap Indah (RPI) di Kabupaten Indragiri Hulu pada Mei lalu. Gajah malang tersebut diduga mati akibat diracun. Kasus serupa juga terjadi di dalam konsesi PT Arara Abadi setelah seekor gajah liar ditemukan mati pada bulan Juni. Sedangkan kasus terakhir terjadi di dalam konsesi PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di sektor Ukui, Kabupaten Pelalawan. Gajah jantan tersebut ditemukan mati tanpa gading pada Selasa lalu (8/12). Humas WWF Riau, Syamsidar, mengatakan jumlah kasus kematian gajah sumatera pada tahun ini mengalami peningkatan. Seperti kasus kematian di sekitar habitat gajah di Taman Nasional Tesso Nilo, ujarnya mencontohkan, pada tahun ini telah terjadi enam kasus. Kasus tersebut antara lain yang terjadi di konsesi perusahaan yang berbatasan dengan taman nasional, yakni lima kasus kematian gajah di PT RPI dan RAPP. "Padahal pada tahun lalu, kasus kematian gajah di sekitar kawasan taman nasional nihil," ujarnya. Yang paling disayangkan, ujarnya, belum ada pelaku kejahatan pembunuhan satwa dilindungi itu yang berhasil diungkap olah Balai Besar Konservasi Sumber Daya ALam (BKSDA) Riau dan kepolisian. "Belum ada pelaku pembunuh gajah yang tertangkap," katanya. Ia menambahkan, populasi gajah sumatera di Riau diperkirakan makin sedikit karena meningkatnya konflik dengan manusia. Konflik dengan manusia semakin tak bisa dihindari karena habitat gajah berubah fungsi menjadi perumahan, perkebunan, dan juga rusak karena perambahan. WWF memperkirakan jumlah gajah sumatera yang tersisa kini sekitar 250 ekor, atau berkurang dari jumlah populasi pada tahun 2003 yang diperkirakan mencapai 350 ekor.