AS Tekan Israel dan Suriah Tarik Pasukan dari Suwayda demi Redam Ketegangan

id AS, Suriah,Suwayda

AS Tekan Israel dan Suriah Tarik Pasukan dari Suwayda demi Redam Ketegangan

Asap membubung dari Gunung Qasioun setelah serangan udara Israel di Damaskus, Suriah (3/5/2025). (ANTARA/Xinhua/Hummam Sheikh Ali/aa.)

Washington (ANTARA) - Amerika Serikat pada Rabu (16/7) secara tegas mendesak Israel dan pemerintah Suriah untuk segera menarik pasukan mereka dari wilayah selatan Suriah, menyusul meningkatnya konflik bersenjata di wilayah Suwayda selama beberapa hari terakhir.

“Kami ingin kekerasan ini segera berakhir. Penarikan pasukan baik dari pihak Israel maupun pemerintah Suriah harus dilakukan demi meredakan ketegangan dan membuka jalan menuju solusi damai,” ujar Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, dalam konferensi pers.

Baca juga: Amerika Serikat cabut sanksi Suriah, Jerman: Saatnya bangun masa depan baru

Meski menolak mengungkap detail pembicaraan diplomatik, Bruce menegaskan bahwa AS telah mengirim pesan jelas kepada kedua belah pihak.

“Kami mendesak rezim Suriah agar menarik militernya dan memberi ruang bagi semua pihak untuk meredakan konflik,” katanya. “Itulah fokus utama kami saat ini, mengingat situasi yang terus memburuk.”

Wilayah Suwayda belakangan dilanda bentrokan antara milisi Druze dan kelompok Badui. Situasi memanas setelah Israel melakukan serangan udara ke wilayah tersebut pada Selasa. Tel Aviv mengklaim serangan itu dilakukan untuk melindungi komunitas Druze.

Baca juga: Faksi-faksi di Suriah sepakat membubarkan diri

“Kami memahami bahwa intervensi Israel dimaksudkan untuk melindungi warga Druze — hal ini bisa kami konfirmasi,” ujar Bruce.

Namun, serangan Israel tidak hanya menargetkan wilayah selatan, tetapi juga menghantam fasilitas Kementerian Pertahanan Suriah serta area di sekitar istana presiden di Damaskus.

Ketika ditanya oleh Anadolu apakah AS menganggap sasaran tersebut sah, Bruce memilih tak menjawab secara langsung, namun kembali menekankan: “Kami fokus untuk menghentikan kekerasan dan mendorong deeskalasi.”

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.