Moskow (ANTARA) - Israel merusak perdamaian dan stabilitas di Suriah melalui serangan ke Damaskus, demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki, Rabu (16/7).
Sebelumnya pada hari yang sama, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengonfirmasi bahwa mereka telah melancarkan serangan terhadap Markas Besar Staf Umum militer Suriah dan satu target militer di dekat istana kepresidenan di Damaskus.
Baca juga: AS Tekan Israel dan Suriah Tarik Pasukan dari Suwayda demi Redam Ketegangan
“Serangan Israel ke Damaskus, menyusul intervensi militernya di wilayah selatan Suriah, merupakan tindakan sabotase terhadap upaya Suriah untuk menciptakan perdamaian, stabilitas, dan keamanan. Rakyat Suriah saat ini memiliki peluang historis untuk hidup damai dan terintegrasi dengan dunia,” demikian pernyataan kementerian tersebut.
Kementerian juga menyerukan kepada seluruh pihak yang “berkomitmen untuk memanfaatkan peluang ini” agar membantu otoritas Suriah dalam menciptakan ketenangan di bagian selatan negara itu.
Sebelumnya, pada Selasa (15/7), militer dan Kementerian Dalam Negeri Suriah mengerahkan pasukan ke Suwayda untuk membersihkan kota tersebut dari faksi bersenjata ilegal.
Setelah itu, mereka mulai menarik peralatan militer berat dari Suwayda menuju Damaskus, serta menyerahkan area permukiman kepada pengawasan pasukan keamanan dalam negeri.
Baca juga: Lebih 400 ribu pengungsi dilaporkan telah kembali ke Suriah sejak Assad digulingkan
Operasi ini dilakukan setelah serangan bersenjata terhadap desa-desa Druze pada Minggu lalu, yang juga disertai blokade jalan raya yang menghubungkan Suwayda dan Damaskus.
Pemerintah Israel memerintahkan serangan militer segera terhadap pasukan Suriah sebagai respons atas tindakan tersebut.
Israel mengeklaim bertindak tersebut demi melindungi komunitas Druze di Suriah, dengan alasan adanya ikatan erat antara komunitas Druze di Suriah dan yang berada di Israel, serta hubungan historis yang terjalin di antara mereka.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti-OANA