Pemilu Bersejarah! Suriah Gelar Pemilu Parlemen Pertama Usai Rezim Assad

id Suriah,Pemilu

Pemilu Bersejarah! Suriah Gelar Pemilu Parlemen Pertama Usai Rezim Assad

Ilustrasi - Warga Suriah turun ke jalan setelah rezim Assad tumbang. (ANTARA/Anadolu/py.)

Istanbul (ANTARA) - Suriah bersiap mencatat sejarah baru. Untuk pertama kalinya sejak kejatuhan rezim Bashar al-Assad, negara itu akan menggelar pemilu parlemen di bawah pemerintahan transisi yang dipimpin Presiden Ahmad al-Sharaa. Pemungutan suara dijadwalkan berlangsung antara 15 hingga 20 September 2025.

Ketua Komite Pemilu Tinggi, Mohammad Taha al-Ahmad, mengungkapkan bahwa sistem pemilu yang digunakan kali ini telah mengalami pembaruan signifikan, hasil konsultasi luas dengan berbagai elemen masyarakat Suriah. Perubahan itu termasuk penambahan jumlah kursi Majelis Rakyat dari 150 menjadi 210, dengan 70 kursi akan ditunjuk langsung oleh presiden.

Baca juga: Israel-Suriah Sepakat Gencatan Senjata, AS dan Turki Beri Dukungan Penuh

"Ini adalah pemilu inklusif. Kami ingin pastikan suara rakyat terwakili secara adil dan menyeluruh," ujar Ahmad usai bertemu Presiden Sharaa pada Sabtu (27/7).

Presiden Sharaa menegaskan pentingnya menjaga keutuhan wilayah Suriah dan mengecualikan pihak-pihak yang terlibat dalam kejahatan perang, paham sektarian, maupun gerakan separatis dari proses pemilihan.

Proses pemilu kali ini juga menekankan keterbukaan dan partisipasi. Ahmad menyebut sedikitnya 20 persen anggota badan pemilihan berasal dari kalangan perempuan, dan pemantauan akan dilakukan oleh lembaga masyarakat sipil serta organisasi internasional.

Setelah dekrit presiden tentang sistem pemilu ditandatangani, Komite Pemilu akan membentuk subkomite dan badan pemilihan dalam waktu kurang dari satu bulan. Para calon akan diberi waktu satu minggu untuk berkampanye dan berdebat sebelum pemungutan suara.

Baca juga: Indonesia Kutuk Serangan Israel di Suriah, Desak Perdamaian Segera di Suwayda

Pemilu ini menjadi langkah krusial dalam transisi politik Suriah sejak kepergian Bashar al-Assad ke Rusia pada Desember lalu, yang mengakhiri kekuasaan Partai Baath selama lebih dari enam dekade. Pemerintahan transisi mulai terbentuk pada Januari 2025, dan pemilu mendatang akan menjadi ujian awal bagi masa depan demokrasi di negeri yang porak-poranda akibat perang berkepanjangan.

Sumber: Anadolu

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.