Semburan Gas Disebabkan Sumur Dangkal

id semburan gas, disebabkan sumur dangkal

Pekanbaru, 23/3 (ANTARA) - Semburan gas setinggi 30 meter yang terjadi akibat eksploitasi gas bumi di sumur Pegan I, Kecamatan Langgam, Riau, sejak Minggu (14/3), disebabkan dangkalnya sumur gas. "Kedalaman sumur yang diekplorasi hanya sekitar 1.113 feet atau sekitar 370 meter. Sedangkan idealnya kedalaman sumur untuk dilakukan pengeboran sekitar 3.000 feet atau 1 kilometer. Kalau dangkal memang sangat sulit, sedikit saja kesalahan bisa fatal," kata Operation Area Manager PT Kalila Energi Ltd, Agustinus Parinding di Pekanbaru, Selasa. Ditambahkannya, beda halnya jika kedalaman sekitar 1 kilometer, yang jika keluar gelembung pada saat penarikan pipa dari dalam sumur yang dilakukan secara perlahan, bisa diantisipasi dengan memasukkan lumpur yang bertujuan menekan agar gas tidak keluar. Menurutnya, segala prosedur sebelum dilakukan pengeboran telah dilakukan pihaknya sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP) yang ditetapkan. "Semua dilakukan dengan benar-benar aman. Tak terjadi apa-apa ketika terjadi penarikan pipa pertama, kedua, ketiga dan keempat masih aman. Namun ketika terjadi penarikan pipa untuk kelima kalinya, maka keluar semburan gas yang mencapai 30 meter dari ujung pipa," tambahnya. Menurutnya, semburan gas atau "blow out" merupakan sesuatu hal yang biasa yang terjadi dalam industri migas. Pihaknya mengatakan dulu STANVAC juga pernah mengalami hal yang serupa ketika melakukan eksploitasi di Korinci. "Namun ketika Kalila melakukan eksploitasi, tak ada masalah yang terjadi," jelasnya. Lokasi insiden merupakan sumur tua yang lama ditinggalkan dan awalnya direncanakan untuk pengeboran minyak. Belakangan diketahui terdapat kandungan gas yang diperkirakan bisa mencapai 10 MMSCFD (Million Metric Standard Cubic Feet per Day), sehingga perusahaan memutuskan untuk mengeksploitasinya Kepala Perwakilan BP Migas Sumbagut, Muliawan Saiman mengatakan bahwa sampai ini BPMigas masih melakukan pengawasan terhadap kebocoran tersebut, dan pengerjaannya keseluruhan diserahkan kepada pihak PT Kalila. "Kita hanya menurunkan tim untuk melakukan pemantauan lokasi, sedangkan penanganannya diserahkan pada pihak PT Kalila," ujarnya.