Pekanbaru (Antarariau.com) - Pengamat Ekonomi dari Riau, DR Viator Butarbutar berpendapat menjaga inflasi rendah antara lain untuk komoditas yang harganya gampang naik turun (volatile food) di rentang 4-5 persen tahun 2017 dibutuhkan untuk menjaga kesejahteraan rakyat.
"Khusus untuk volatile food pemerintah harus mampu menjaga harga makanan yang masuk dalam kelompok administrasi price itu," kata Viator di Pekanbaru, Jumat.
Pendapat demikian disampaikannya terkait pemerintah dan BI sepakat menjaga inflasi "volatile food" di rentang 4-5 persen tahun 2017 karena kenaikan tekanan inflasi dari kelompok "administered price".
Pada 2016 inflasi volatile food mencapai 5,9 persen dan BI mencermati inflasi pada Januari 2017 karena dua tarif administrasi price yakni administrasi STNK dan listrik 900 VA sudah naik.
Menurut dia, selain menjaga harga makanan, pemerintah juga harus mampu menjaga ketersediaan pada sisi pasokan (suplai side) dan jalur distrbusinya hingga ke pasar-pasar.
Seringkali katanya, harga bahan pangan naik karena adanya terjadinya gap atau jurang antara kebutuhan dengan ketersediaan pangan.
"Gap kebutuhan dengan ketersedian bahan pangan juga terjadi dipicu meningkatnya biaya logistik dan transportasi,"katanya.
Data BI menunjukkan realisasi inflasi 2016 tercatat sebesar 3,02 persen (yoy) merupakan posisi terendah sejak tahun 2010. Rendahnya inflasi di tahun 2016 terutama disebabkan inflasi inti yang tercatat terendah sejak tahun 1997, rendahnya inflasi administered price, serta terkendalinya inflasi komponen volatile food.
Tahukah Anda, Inflasi Rendah Juga Dibutuhkan Untuk Kesejahteraan Rakyat
