Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik (BPS) Riau mencatat periode Januari-November 2016 impor non migas Riau dari Tiongkok mencapai angka terbesar yaitu 251,05 juta dolar AS atau tercatat penyumbang 24,91 persen dari sepuluh negara terbesar impor daerah ini.
"Berikutnya Kanada tercatat 121,08 juta dolar AS atau 12,01 persen, Malaysia 115,98 juta dolar AS (11,51 persen), dan Singapura 67,53 juta dolar AS (6,70 persen)," kata Kepala BPS Riau Aden Gultom di Pekanbaru, Senin.
Menurut dia, kontribusi negara asal impor Riau untuk keempatnya mencapai 55,13 persen terhadap keseluruhan impor non migas.
Ia menyebutkan, dari 10 negara pemasok barang impor non migas ke Riau pada November 2016, tercatat empat negara mengalami penurunan, dan enam negara mengalami kenaikan.
"Penurunan terjadi pada impor dari Singapura tercatat 15,01 juta dolar AS (84,06 persen), dan Malaysia 6,25 juta (43,50 persen), dan Australia 1,54 juta dolar AS (46,21 persen), dan Kanada 0,81 juta (7,83 persen)," katanya.
Akan tetapi kenaikan impor terbesar justru terjadi pada impor dari Italia yang tercatat sebesar 17,12 juta dolar AS (754,79 persen), Tiongkok 12,84 juta dolar AS (179,93 persen), dan Jerman 1,28 juta dolar AS (124,52 persen).
Dilihat dari perkembangan impor non migas dari sepuluh negara utama selama periode Januari-November 2016 terhadap periode yang sama tahun 2015, turun sebesar 8,48 persen.
Impor menurut golongan barang seperti impor barang konsumsi tercatat sebanyak 108,11 juta, bahan baku penolong 752,60 juta dolar AS, dan barang modal sebesar 359,50 juta dolar AS.
Berikutnya impor barang konsumsi turun sebesar 24,29 persen, impor bahan baku/penolong turun sebesar 13,25 persen, sedangkan impor barang modal naik sebesar 45,04 persen dibanding periode yang sama tahun 2015.
Dilihat dari kontribusinya terhadap total nilai impor pada periode Januari-November 2016, impor bahan baku/penolong memberikan kontribusi terbesar yaitu 61,68 persen, diikuti barang modal 29,46 persen dan barang konsumsi 8,86 persen.