Ekonomi Tiongkok Jadi Perhatian Indonesia

id ekonomi tiongkok, jadi perhatian indonesia

Ekonomi Tiongkok Jadi Perhatian Indonesia



Sambungan dari hal 1 ...

Perkuat ekonomi

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, jatuhnya saham Tiongkok cukup berdampak terhadap ekonomi Indonesia namun perlu dijaga dengan memperkuat ekonomi nasional.

Agar ekonomi Indonesia tidak ikut jatuh, menurut Wapres, harus menjaga ekonomi dalam negeri, memperkuat ekonomi nasional agar perusahaan-perusahaan dalam negeri berjalan dengan baik.

"Ya menjaga saja, karena imbasnya tentu ada, pengaruhnya itu ialah perusahaan-perusahaan Tiongkok itu ekspansinya pasti menurun," tambah Wapres.

Sementara Bank Indonesia (BI) menyatakan pihaknya mewaspadai dampak dari penurunan harga saham di bursa Tiongkok terhadap Indonesia karena negara tersebut merupakan negara pendorong pertumbuhan ekonomi dunia dan merupakan salah satu mitra utama perdagangan Indonesia.

"Kita harus antisipasi karena Tiongkok jadi pusat pertumbuhan ekonomi regional dan dunia. Kalau koreksinya tajam itu bisa ada dampak dan harus diantisipasi karena ada risiko interconnected antara negara," kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo.

Agus mengatakan, pertumbuhan pasar modal di Tiongkok sangat mengagumkan dan bisa dikatakan tumbuhnya sudah sangat tinggi sehingga apabila tergerus sampai 30 persen sejak 12 Juni 2015 lalu, jika dibandingkan pertumbuhan selama setahun terakhir, relatif akan masih tinggi.

Namun, lanjut Agus, yang perlu diperhatikan hal tersebut akan berdampak ke pertumbuhan ekonomi Tiongkok itu sendiri karena akan berpengaruh besar terhadap Indonesia dan dunia seperti yang ditunjukkan dengan melemahnya harga komoditas dunia karena menurunnya permintaan dari Tiongkok.

Agus sendiri masih optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik pada semester dua mendatang, namun kondisi ekonomi yang terjadi di Tiongkok perlu diperhatikan agar lebih berhati-hati.

"Studi kita kalau pertumbuhan ekonomi Tiongkok sampai tergerus 1 persen, dampak ke pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa 0,4-0,6 persen. Jadi kita betul-betul harus perhatikan," kata Agus.

Pangkas pertumbuhan

Merupakan hal yang wajar jika perekonomian Tiongkok kini menjadi perhatian Indonesia. Sejumlah lembaga internasional memangkas pertumbuhan ekonomi Tiongkok .

Menurut ADB, setelah melambat di paruh pertama, produk domestik bruto (PDB) di Tiongkok diperkirakan 7,0 persen pada tahun ini dan 6,8 persen tahun depan. Itu dibandingkan dengan perkiraan Maret sebesar 7,2 persen pada 2015 dan 7,0 persen pada tahun depan.

"Pertumbuhan lambat di Tiongkok cenderung memiliki efek yang nyata pada negara lainnya di Asia karena ukuran dan hubungan dekat dengan negara-negara lain di kawasan itu," kata kepala ekonom ADB Wei Shang-Jin.

Permintaan eksternal yang lebih lemah dari perkiraan, penurunan populasi usia kerja dan meningkatnya upah adalah faktor-faktor dalam pelambatan pertumbuhan kekuatan utama ekonomi Asia (Tiongkok), tambahnya.

Sementara Bank Dunia menjelaskan, Partai Komunis yang berkuasa telah menjanjikan berbagai reformasi ekonomi dan lembaga yang berbasis di Washington itu mengatakan pengurangan "peran negara yang unik dan terdistorsi" di sektor perbankan dan keuangan yang lebih luas sangat penting.

"Investasi boros, kelebihan utang, dan regulasi lemah sistem shadow-banking," harus diatasi agar agenda yang lebih luas berhasil," katanya. Komentar dalam "China Economic Update" luar biasa terus terang untuk Bank Dunia.

"Tidak seperti negara-negara lain, di Tiongkok negara masih mempertahankan kepemilikan meluas dan kontrol pada bank-bank dan lembaga keuangan lainnya," katanya, termasuk dengan komite internal Partai Komunis yang kuat dan pemerintah mengangkat serta memberhentikan eksekutif puncak.

"Negara memiliki kepemilikan formal 65 persen dari aset bank komersial dan kontrol de facto dari 95 persen dari aset tersebut, menjadikannya jauh dari standar internasional." Dalam beberapa kasus, tambahnya, pemerintah secara bersamaan adalah pemilik, regulator dan nasabah bank.

Bank Dunia mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk Tiongkok tahun ini sebesar 7,1 persen. Bank Dunia juga mempertahankan perkiraan pertumbuhan PDB untuk tahun depan di Tiongkok pada 7,0 persen dan 6,9 persen pada 2017.