Oleh Ahmad Buchori
Jakarta, (Antarariau.com) - Perekonomian Tiongkok kini menjadi perhatian dunia, termasuk Indonesia, karena perekonomian nomor dua dunia itu tengah mengalami pelemahan pertumbuhan ekonomi.
Indonesia berkepentingan dengan kondisi di Tiongkok tersebut karena negara itu merupakan mitra utama perdagangan nasional.
Bank Pembangunan Asia (ADB), Jumat), memangkas perkiraan pertumbuhan untuk Tiongkok dan negara berkembang di Asia tahun ini serta berikutnya, karena pelemahan ekonomi negara tersebut.
Sementara Bank Dunia pada awal Juli mendesak Tiongkok untuk mempercepat reformasi sektor keuangannya yang didominasi negara. Bank itu memperingatkan bahwa kegagalan dalam mengatasi masalah ini bisa mengakhiri "tiga dekade kinerja bintang" bagi perekonomian terbesar kedua dunia itu.
Penurunan harga saham Tiongkok pada awal Juli cukup mengejutkan. Harga-harga saham di Tiongkok terus anjlok pada Rabu (8/7).
Indeks Shanghai Composite turun hampir 7 persen dan indeks harga saham Shenzhen turun 4 persen. Hal itu merupakan lanjutan penurunan yang telah melenyapkan 30 persen nilai pasar sejak pertengahan Juni.
Untuk melindungi diri dari penjualan besar-besaran, ratusan perusahaan Tiongkok mengajukan penghentian jual beli sahamnya. Secara keseluruhan, lebih dari 1.300 perusahaan di Tiongkok daratan, atau sedikitnya 40 persen dari pasar, telah menghentikan jual beli saham.
Biro Statistik Nasional (NBS) mengungkapkan bahwa ekonomi Tiongkok membukukan pertumbuhan tujuh persen tahun ke tahun pada kuartal kedua 2015, tidak berubah dari tujuh persen pada kuartal pertama.
Tingkat pertumbuhan terbukti lebih optimistis daripada perkiraan pasar rata-rata 6,9 persen untuk kuartal kedua, karena otoritas mengutip "tanda-tanda positif" terbaru dalam perekonomian.
Pada semester pertama tahun ini, produk domestik bruto (PDB) mencapai 29,7 triliun yuan (4,9 triliun dolar AS), naik tujuh persen tahun ke tahun, menurut data NBS.
Perekonomian nasional telah tinggal "di kisaran yang tepat" di paruh pertama karena indikator-indikator ekonomi utama berangsur-angsur pulih, menunjukkan stabilisasi dan perbaikan.
Selama paruh pertama, output industri tumbuh 6,3 persen tahun ke tahun dan investasi aset tetap naik 11,4 persen. Investasi properti tumbuh 4,6 persen tahun ke tahun, sementara penjualan ritel barang konsumsi naik 10,4 persen.
Bersambung ke hal 2 ...
Berita Lainnya
Pertemuan khusus Forum Ekonomi Dunia digelar Minggu dan Senin di Riyadh, Arab Saudi
29 April 2024 10:26 WIB
BI Perwakilan Provinsi Riau libatkan 26 UMKM bangkitkan ekonomi syariah
27 April 2024 20:48 WIB
Melihat upaya pemerintah dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Nelayan di Papua
25 April 2024 14:22 WIB
Bangun ekonomi lokal, Presiden Jokowi ingin ada pasar baru di Mamasa Sulbar
23 April 2024 14:40 WIB
Menhub: Bandar Udara Panua Pohuwato untuk perkuat ekonomi Gorontalo
23 April 2024 10:28 WIB
Menakar rambatan dampak konflik Iran-Israel terhadap ekonomi Indonesia
22 April 2024 14:55 WIB
Ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 5 persen meski ada konflik Iran-Israel
22 April 2024 14:32 WIB
Korea Selatan buat perjanjian sediakan dana kerja sama ekonomi untuk Ukraina
22 April 2024 11:59 WIB